Padang (ANTARA) - Sirine Early Warning System (EWS) gempa dan tsunami dibunyikan serentak di seluruh daerah pesisir pantai Sumatera Barat, Jumat pukul 09.00 WIB dalam simulasi mitigasi bencana Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) Tahun 2024 di Padang.

Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy di Padang, Jumat menyebut sirine yang dibunyikan itu tidak hanya EWS tetapi juga melalui pengeras suara pada fasilitas umum seperti masjid.

"Masyarakat tidak perlu panik mendengar sirine karena ini merupakan tanda awal untuk pelaksanaan mitigasi bencana di Sumbar," ujarnya.

Dikatakannya simulasi itu diawali pada pukul 9.00 WIB dengan melakukan penekanan sirine Early Warning System (EWS) oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Gedung Youth Centre. Setelah sirine EWS berbunyi, maka langsung diikuti simulasi mitigasi gempa dan tsunami oleh warga tujuh kabupaten/kota yang berada di pesisir pantai di Sumbar.

Tujuh kabupaten kota itu masing-masing Padang Pariaman, Kota Pariaman, Pesisir Selatan (Pessel), Pasaman Barat (Pasbar), Agam, Kepulauan Mentawai.

"Ribuan warga Sumbar dilibatkan dalam simulasi bencana pada Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) Tahun 2024 dipusatkan di Padang ini," katanya.

Rudy Rinaldy mengatakan simulasi itu juga akan dilakukan serentak pada 30 kabupaten kota yang rawan gempa dan tsunami di Indonesia dengan pusat pemantauan kegiatan di Youth Centre Kota Padang.

Khusus untuk Kota Padang, simulasi gempa dan tsunami digelar di tiga titik. Pada titik SMPN 1 Padang, ribuan siswa dan warga setelah mendengarkan sirine langsung menyelamatkan diri dengan cara evakuasi horizontal berlari menuju tidak zona aman tsunami di SPBU di Jalan Sawahan.

Kemudian di lokasi Lolong Belanti, ribuan warga di lokasi tersebut setelah mendengar sirine EWS melakukan evakuasi vertikal dengan berlari menuju puncak gedung SMPN 25 Padang yang difungsikan sebagai shelter.

Sementara untuk titik di Pasar Alai, ribuan warga melakukan proses evakuasi horizontal dengan berlari menyelamatkan diri ke arah zona aman tsunami dekat SPBU Ampang.

“Untuk menggerakkan warga ini, kita melalui BPBD Kota Padang telah melakukan sosialisasi jauh-jauh hari,” katanya.

Ia mengatakan simulasi tersebut penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat karena sebanyak 630.000 warga Kota Padang berada dalam zona merah atau rawan tsunami.

"Dari pengamatan simulasi ini, nantinya akan menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dalam penerapan langkah kesiapsiagaan mitigasi gempa dan tsunami,” katanya.

Baca juga: Menko PMK : Sosialisasi mitigasi bencana untuk minimalisasi korban 

Baca juga: BNPB: HKB 2024, gerakan membentuk keluarga siap siaga bencana


Baca juga: Getaran gempa M4,6 Pesisir Selatan terasa hingga Padang

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024