Palu (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu membangun kesiapsiagaan civitas akademika menghadapi bencana alam gempa bumi disertai tsunami dengan tujuan untuk meminimalkan risiko bencana.

"Pengurangan risiko bencana menjadi satu hal yang sangat penting dilakukan, seiring dengan rentannya daerah ini terhadap bencana alam gempa bumi," ucap Rektor UIN Datokarama Prof Sagaf S Pettalongi, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis.

Pembangunan kesiapsiagaan komponen civitas akademika UIN Datokarama Palu dilakukan melalui kegiatan penyusunan dokumen kesiapsiagaan dan kedaruratan disertai dengan peningkatan kapasitas tentang simulasi gempa bumi disertai tsunami.

UIN Datokarama melibatkan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BP2W) Sulawesi Tengah, Yayasan Imunitas, ADB, PT Yodya Karya, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Sulteng, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu.

Baca juga: UIN Palu perkuat pemahaman mahasiswa baru tentang moderasi beragama

Sagaf mengatakan bahwa pembangunan kesiapsiagaan disertai rencana kontigensi penanggulangan dampak bencana dalam dokumen kesiapsiagaan dan kedaruratan menjadi kebutuhan.

Kebutuhan itu merupakan konsekuensi logis atas rentannya Sulawesi Tengah terhadap bencana alam gempa bumi. Apalagi kampus UIN Datokarama di Kota Palu yang letaknya berada di pesisir Teluk Palu menambah kerentanan terhadap tsunami.

"Oleh karena itu, peningkatan kapasitas untuk kesiapsiagaan sangat diperlukan," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa upaya pengurangan risiko diterapkan oleh UIN Datokarama sejak setelah gempa, tsunami, dan likuefaksi melanda Pasigala pada 2018 lalu.

Hal ini ditandai dengan dibangunnya gedung perkuliahan dan pelayanan akademik, yang dikombinasikan dengan konsep pengurangan risiko bencana.

Baca juga: Rektor: Lulusan UIN Palu harus beradaptasi dengan perkembangan TIK

"Gedung yang ada merupakan gedung perkuliahan sekaligus sebagai shelter tsunami," kata dia.

Rektor mengemukakan bahwa gedung UIN Datokarama terbuka untuk masyarakat umum, atau masyarakat umum dapat mengakses gedung tersebut apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam gempa bumi yang berpotensi tsunami.

"Gedung ini bebas untuk umum. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan dan kerja sama multi pihak agar menyosialisasikan gedung shelter tsunami kepada masyarakat," ujarnya.

Rektor berharap Kementerian PUPR melalui BP2W Sulteng dan pemerintah daerah ikut membantu menyosialisasikan kepada masyarakat keberadaan gedung shelter tsunami yang dibangun oleh Kementerian PUPR.

Baca juga: UIN Palu bentuk unit pelayanan kesehatan topang pembukaan Prodi Kesmas

"Gedung shelter tsunami dan perkuliahan serta pelayanan akademik, merupakan gedung percontohan pertama di Sulteng untuk pengurangan risiko bencana," ujarnya.
Rektor UIN Datokarama Prof Sagaf menyampaikan sambutan dalam simulasi gempa disertai tsunami yang diselenggarakan oleh UIN Datokarama Palu melibatkan Yayasan Perkumpulan Imunitas, FPRB Sulteng, BP2W Sulteng, PT Yodya Karya, di Palu, Kamis (14/9/2023) (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023