Banjarmasin (ANTARA News) - Sebuah organisasi pecinta lingkungan Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin menginginkan pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan dapat menyelamatkan flasma nuftah rambutan garuda karena saat ini tidak terawat dengan baik.

"Rambutan garuda (Nephelium lappaceum) yang juga sering disebut rambutan raksasa berasal dari kawasan Sungai Andai Batola itu harus mampu diselamatkan," kata Wakil Ketua FKH Banjarmasin, Ir Mohamad Ary kepada wartawan di Banjarmasin, Senin.

Rambutan yang adaptif di lahan rawa ini mempunyai keunggulan rasa yang manis, buahnya yang besar (50,40 gram/buah), daging buah yang tebal (0,65 cm), berbiji kecil (2,45 gram).

Berdasarkan penelususan FKH ke kawasan Sungai Andai dan Terantang Batola ditemukan beberapa pohon rambutan garuda yang sangat besar batangnya.

Konon dari situlah bibit rambutan garuda tersebut dilahirkan dan kemudian menyebar ke berbagai daerah di Kalsel, Kalteng, Kaltim bahkan konon pula bibit ini sampai ke negara Thailand dan dikembangkan di negara tersebut.

Walau sudah banyak tahu jenis rambutan tersebut berasal dari kawasan Sungai Andai Batolam, namun pohon-pohon besar tersebut terkesan kurang terawat dengan baik.

"Kami FKH ingin sekali Pemkab Batola dapat memelihara induk flasma nuftah tersebut, jika perlu Pemkab membangun sebuah kawasan penyelamatan flasma nuftah buah-buahan," katanya.

Masalahnya di kawasan tersebut juga banyak dibibitkan jenis bibit rambutan lainnya, seperti rambutan sibatok, rambutan antalagi, rambutan timbul, dan beberapa jenis manggga seperti kuini, hampalan, serta kasturi.

Berdasarkan catatan, rambutan garuda yang sering dijuluki "rambutan raksasa" ini berasal dari daerah Sungai Andai. Rambutan ini sudah dilepas sebagai varietas unggul.

Ukurannya paling besar di antara jenis rambutan yang lainnya. Panjang buahnya mencapai tujuh sentimeter dengan diameter sekitar tiga cm.

Bentuknya agak lonjong dan warnanya merah menyala. Rambut buahnya berukuran panjang, agak rapat, dan berwarna merah dengan ujung kekuningan.

Daging buahnya ngelotok, berwarna putih dengan ketebalan bisa mencapai tujuh milimeter (mm). Keunikannya, selain manis, rasa rambutan ini juga agak gurih dan daging buahnya paling kering dibandingkan rambutan jenis lainnya.

Produktivitasnya per pohon 3.000 - 4.000 buah atau 200-270 kg per tahun.

Pewarta: Hasan Zainuddin
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013