Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) mengungkap peran pelaku berinisial YY alias CH alias Abu Ibrahim yang ditangkap di Klender, Jakarta Utara, pada Kamis (21/11) sebagai otak penyerangan terhadap polisi di beberapa tempat.

Menurut Kepala Subdit Reserse Mobil Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Adex Yudiswan di Jakarta, Senin, polisi menyita pistol jenis FN dan 22 peluru kaliber sembilan milimeter saat menangkap pria yang antara lain diduga mendalangi penyerangan polisi di Kecamatan Setu (Bekasi) dan Jonggol (Bogor) itu.

Ia mengatakan, YY yang selama ini selalu berpindah dan kadang berpura-pura menjadi sopir pribadi merupakan perencana beberapa aksi penyerangan dan penganiayaan terhadap anggota polisi.

"Setelah pimpinannya, Ahmad Sofyan, meninggal dia menggantikan sebagai pimpinan. Dia juga memiliki kemampuan untuk melakukan pencucian otak untuk menyebarkan kebencian terhadap anggota polisi," katanya.

Adex menambahkan, pelaku YY juga telah menyiapkan bahan-bahan yang akan diramu menjadi bom untuk menyerang markas polisi.

Ia juga menjelaskan bahwa saat penyerangan dan penganiayaan terhadap anggota polisi di Setu, kelompok yang dipimpin oleh YY bermaksud melakukan survei untuk mencari sasaran anggota polisi.

 Ketika itu para pelaku melihat satu unit mobil patroli terparkir dan mereka bermaksud menyerang dan membunuh anggota polisi dalam mobil tersebut.

Mereka berkumpul di pinggir jalan dengan mengendarai tiga unit sepeda motor tidak jauh dari sasaran.

Melihat beberapa orang berkumpul, Brigadir Erry Sasongko dan Brigadir Jaka Setiawan menghampiri para pelaku untuk menanyakan identitas.

Namun mereka malah menyerang dengan menabrakan sepeda motor dan membacok keduanya menggunakan senjata tajam.

"YY juga terlibat dalam penyerangan di Setu. Dia menembakkan senjata api ke arah anggota polisi sebanyak dua kali," jelas Adex.

Menurut dia, kelompok YY merupakan kelompok yang terorganisir di bawah jaringan Mujahiddin Wilayah Barat.

Polisi menyatakan, mereka melakukan aksi penyerangan dan menyebarkan kebencian terhadap anggota polisi yang dianggap sebagai musuh Mujahiddin.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013