Sekarang ini, kan belum terlihat figur kuat dari parpol-parpol Islam untuk dijagokan dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014,"
Semarang (ANTARA News) - Analis politik Universitas Diponegoro Semarang Priyatno Harsasto menilai koalisi partai politik Islam membutuhkan figur kuat untuk dijagokan sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.

"Sekarang ini, kan belum terlihat figur kuat dari parpol-parpol Islam untuk dijagokan dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014," kata pengajar FISIP Undip tersebut di Semarang, Senin.

Ia mencontohkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sepertinya memilih menjagokan ketua umumnya Suryadharma Ali sebagai capres, tetapi figurnya juga belum tentu diterima oleh parpol Islam lainnya.

Sempat pula muncul nama Mahfud MD yang diwacanakan dilirik parpol-parpol Islam, kata dia, tetapi sosok mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan menteri era Presiden Abdurrahman Wahid itu belum cukup kuat.

Meski Mahfud berakar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKN), akademisi yang dipercaya menjadi penasihat politik tokoh oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi itu mengatakan, belum tentu diterima parpol-parpol Islam.

"Saya melihat Pak Mahfud belum cukup kapasitasnya untuk merangkul semua aliran dalam parpol Islam. Beda dengan Gus Dur ketika terbentuk Poros Tengah dulu. Sosok Gus Dur lebih diterima secara luas," katanya.

Priyatno mengatakan sebenarnya ada cukup banyak sosok "mumpuni" sebagai capres yang dilihat dari akar historisnya berasal dari kekuatan Islam, tetapi mereka tidak berada di lingkaran elite politik.

"Misalnya, Anies Baswedan. Secara historis, Anies sebenarnya berakar dari Muhammadiyah. Tetapi, selama ini beliau kan tidak masuk dalam percaturan politik. Bukan seorang tokoh politik," katanya.

Selain itu, ia mencontohkan Dahlan Iskan yang secara historis berakar dari Nahdlatul Ulama, tetapi selama ini tidak berada dalam pusaran politik sehingga tidak dekat dengan kekuatan parpol Islam.

"Malah keduanya (Anies dan Dahlan, red.) ikut konvensi capres Partai Demokrat. Ya, sebenarnya masih banyak sosok lain yang secara historis berasal dari kekuatan Islam, tetapi tidak di tataran elite," katanya.

Kalau kemudian figur-figur alternatif dari kekuatan parpol Islam itu dimunculkan, kata Priyatno, perlu upaya keras karena selama ini memang tidak disiapkan dan tentu butuh waktu yang tidak singkat. (KR-ZLS/H015)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013