Djakarta, 11/5/1955 (ANTARA) - Amerika Serikat robah haluan politiknja, komentar New York Times.

Dengan berkepala "Amerika Serikat mengubah haluan politiknja terhadap Asia Merdeka", dalam harian "New York Times" jang terbit hari Minggu, Dana Adam Schmidt menulis, bahwa sesudah Konperensi Asia-Afrika di Bandung, Asia muntjul sebagai satu kekuatan politik jang harus diperhitungkan.

Dan rupanja Washington telah memperhatikan, bahwa sangat kurang simpati orang kepada Tjiang Kai-sjek dan perdjuangannja, malahan djuga pada sekutu-sekutunja jang sangat dipertjajai oleh Amerika Serikat, dan sangat dinginnja hati orang jang tidak menjetudjui pembitjaraan mengenai pertahanan Quemoy dan Matsu, dan perasaan ketjewa pada umumnja, ketika Amerika Serikat rupanja tidak bersedia menjambut tawaran Chou En-lai untuk berunding.

Dengan melukiskan Djepang, Indonesia dan India sebagai "segitiga jang kritis dari Asia Merdeka", Adam Schmidt mengatakan, bhw untuk membantu Asia Merdeka dilapangan ekonomi, Amerika Serikat mentjoba memadjukan perdagangan daerah. Tetapi banjak rintangan jang akan didjumpai, terutama ditiga negeri jang terpenting tadi.

Djepang jang telah djauh kemadjuan ekonomi perindustriannja, kini menemui kesukaran dalam mendapat kembali pasar2nja sebelum perang dan mendapat pasar2 jang baru.

Indonesia jang penduduknja 81 djuta djiwa, adalah gudang bahan2 mentah jang terbesar di Asia, seperti karet, minjak dan timah. Kekajaan alamnja jang besar ini mendjadikannja sumber persedian jang tidak ternilai harganja bagi Amerika Serikat, dan potentieel dia adalah negeri jang terkaja didaerah itu.

Tapi semendjak bangsa Indonesia mengusir Belanda dari negerinja, perekonomian Indonesia mendjadi mundur ditengah keadaan jang gojah dan kerepotan menghadapi perpetjahan jang terdjadi didalam negeri. Berbagai gerombolan memberontak-melawan pemerintah, di Djawa Barat dan Tengah, di Atjeh dan Sulawesi dan keadaan ini menjebabkan bagi Indonesia sukar untuk melaksanakan pembangunan.

India dengan penduduknja jang 360 djuta djiwa djumlahdnja adalah pasaran besar dibelakang hari bagi bahan2 mentah Indonesia dan barang2 bikinan pabrik Djepang. Tapi tenaga pembelinja rendah, dan rupanja sedikit harapan India akan mentjapai tudjuannja, jaitu melipat-gandakan penghasilan tiap kepala dari penduduknja ditahun 1977. Demikian "Antara" dari New York.

Sumber: Pusat Data dan Layanan Informasi ANTARA

Baca juga: Konperensi A-A memperkuat PBB
Baca juga: Soal Andi Azis dan peristiwa Makassar

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024