Ankara (ANTARA News) - Presiden Turki, Ahmet Nerdet Sezer, menegaskan bahwa menolak pengiriman pasukan militer negerinya untuk bergabung dengan misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa ke Lebanon (UNIFIL). Bahkan, ia pada hari Jumat mengeluarkan pernyataan, Resolusi Dewan keamanan PBB Nomor 1701 tentang gencatan sejanta di antara Israel dengan pejuang Hizbullah di Lebanon dan perluasan UNIFIL bukanlah "keputusan yang bertujuan baik", kutip televisi CNN di Turki. "Pengiriman pasukan bukan urusan kami. Saya menentangnya. Kami tidak dalam posisi untuk memecahkan permasalahan keamanan negara lain," kata Kepala Negara Turki itu. Sikap menentang Sezer atas keterlibatan Turki dalam pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon itu langsung menjadi "pukulan telak" bagi pemerintahan Perdana Menteri (PM)-nya, Recep Tayyip Erdogan, yang meletakkan kerangka dasar bagi pengiriman pasukan negeri itu bergabung di UNIFIL. Sezer juga bersikap menentang kebijakan Erdogan atas pengiriman pasukan sejenis di Irak utara, di mana sekira 5.000 gerilyawan Partai Buruh Kurdi (PKK) berpangkalan. Sezer mengatakan, selama Turki memiliki masalah keamanan sendiri dengan keberadaan PKK di Irak utara, maka tidak benar mengirim pasukan ke negara lain Masyarakat internasional awalnya mengharapkan Turki, satu negara yang berpenduduk mayoritas muslim dan memiliki hubungan baik dengan Israeldengan Lebanon, akan mengirim pasukan ke UNIFIL. Apalagi, Turki adalah salah negara yang wilayahnya majemuk lantaran termasuk kawasan Benua Asia dan Eropa. Namun, pemerintah Turki belum secara resmi memutuskan hal itu, demikian DPA.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006