Jakarta (ANTARA) - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menegaskan siap mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI agar bisa mendapatkan tambahan anggaran guna meningkatkan layanan kesehatan bagi warga.

"Saya siap mendukung bila RSUD membutuhkan anggaran tambahan untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi seluruh warga Jakarta," kata Prasetyo di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.

Prasetyo mengatakan dukungan tersebut disampaikan lantaran hingga kini pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) banyak dikeluhkan masyarakat seperti pengurusan surat kematian dan lambannya penanganan pasien kecelakaan.

Ia pun mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk mempermudah penanganan pasien di RSUD sebagai peningkatan layanan.
 
“Harus menerima orang dalam kondisi apapun, jangan bilang nggak bisa terima, itu tugas rumah sakit,” tegasnya. 
 
Prasetyo menyayangkan banyaknya keluhan masyarakat atas layanan RSUD yang terkesan kurang mengutamakan keselamatan nyawa pasien.
 
Terlebih, dengan alasan aturan administrasi yang mengakibatkan pasien harus terbaring lama dan tidak mendapatkan pertolongan meski dalam kondisi tersebut.

Baca juga: Dinkes DKI petakan RS yang bisa berikan layanan geriatri terpadu

Di sisi lain, Komisi D DPRD DKI juga mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk menyediakan ambulans jenazah bagi warga kurang mampu secara gratis sebagai peningkatan layanan kepada masyarakat.

"Untuk beli kain kafan saja kadang tidak mampu, sekarang ambulans ada retribusinya pula, yang ada harapannya, kita gratiskan," kata Ketua Komisi D DPRD DKI Ida Mahmudah.

Ida menjelaskan, pihaknya menemukan di lapangan jika warga ingin meminjam mobil ambulans akan dikenakan retribusi sebesar Rp350 ribu.
 
Merespon hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyatakan siap untuk meningkatkan pelayanan di seluruh RSUD.
 
Dari total 31 RSUD di Jakarta, ungkap Ani, pada tahun 2025 akan memprioritaskan pelayanan Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi (KJSU), serta penyediaan alat kesehatan.
 
“Ini adalah layanan-layanan yang sampai dengan saat ini angka kematiannya paling tinggi dan kemudian jenis-jenis layanan yang butuh respon secara cepat. Itu yang lebih dahulu kita sediakan fasilitasnya,” ujar Ani.
 
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah rumah sakit yang ada di Jakarta sebanyak 194 lokasi hingga 2021.

Baca juga: Dinkes DKI ingatkan warga yang alami gejala TBC untuk periksa diri

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024