Kegiatan ini menjadi wadah bagi seluruh pelaku dalam rantai pasok logistik untuk mengakselerasi kemampuan dalam menghadapi berbagai tantangan...
Jakarta (ANTARA) - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menggelar kontes keahlian logistik atau Logistic Skill Contest  ke-13 untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau SDM industri, sehingga bisa mengamankan rantai pasok.
 
Program tersebut merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan untuk mendorong pengembangan kompetensi para operator logistik, termasuk sopir dengan melibatkan hampir 30 rekanan yang mendukung produksi kendaraan di dalam negeri.
 
"Kegiatan ini menjadi wadah bagi seluruh pelaku dalam rantai pasok logistik untuk mengakselerasi kemampuan dalam menghadapi berbagai tantangan sektor otomotif dan logistik, yang memiliki dampak langsung terhadap kelancaran proses produksi hingga kepuasan akhir pelanggan,” kata Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto di Jakarta, Rabu.
   
Menurut dia fokus utama dari program itu yakni memastikan berjalannya sistem operasi logistik yang efisien dan aman.
 
Ia menilai operator kendaraan logistik memiliki peran penting dalam proses pengiriman rantai pasok. Oleh karena itu keselamatan menjadi kunci utama dalam program pengembangan yang dilakukan pihaknya.
 
Kecelakaan atau insiden dalam perjalanan dapat menghambat proses produksi, serta memiliki efek berkesinambungan yang merugikan banyak pihak dan pelaku bisnis lain.

Baca juga: Toyota ajak generasi muda peduli lingkungan lewat TEY ke-13
 
Di sisi lain Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam menyampaikan pola kerja yang efisien dalam industri logistik dapat meningkatkan produktivitas dan keamanan dalam keseluruhan operasi pengiriman rantai pasok.
 
Menurutnya pelaksanaan acara ini juga didasari semangat tiga pilar yakni Environment, Social, and Governance (ESG). Pada pilar environment atau lingkungan, fokus diberikan pada pengembangan keterampilan yang mendukung upaya pengurangan emisi, sehingga bisa mewujudkan visi nol emisi karbon (net zero emissions/NZE).
 
Pada pilar sosial, peningkatan pengembangan tenaga kerja dilakukan melalui program-program sertifikasi yang bertujuan meningkatkan kualifikasi dan keterampilan pekerja.
 
Lalu pilar tata kelola atau governance dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan yang mencakup peningkatan prinsip guna memastikan semua proses berjalan sesuai standar.
 
“Melalui peningkatan keterampilan SDM, kita bukan hanya akan mengukuhkan fondasi yang kuat bagi kemajuan industri di Indonesia, bersama-sama kita menciptakan sebuah ekosistem yang memungkinkan para pekerja untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal dalam mewujudkan visi industri yang berkelanjutan dan inklusif untuk masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara kita,” kata Bob Azam.

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024