Ini instruksi ya, hapus syarat berpenampilan menarik. Saya harap di kegiatan Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas (Adujak) Genre di Bali tahun ini sudah ada difabel, diikuti secara inklusi dan diikuti Duta Genre Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengajak para Duta Generasi Berencana (Genre) jadi lebih inklusif pada momen ulang tahun yang ke-14.

"Semua yang difabel dan termarjinalkan itu harus ikut Genre. Kalau hanya menarik secara fisik itu dihapus saja peraturannya, karena kita harus inklusi. Orang-orang difabel itu juga menarik, mereka tentu punya kelebihan," kata Hasto di auditorium BKKBN, Jakarta, Kamis.

Sebagai salah satu langkah mewujudkan Genre yang lebih inklusif, ia menginstruksikan agar syarat berpenampilan menarik secara fisik untuk menjadi anggota Genre segera dihapus.

"Ini instruksi ya, hapus syarat berpenampilan menarik. Saya harap di kegiatan Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas (Adujak) Genre di Bali tahun ini sudah ada difabel, diikuti secara inklusi dan diikuti Duta Genre Indonesia," ujar Hasto.

Baca juga: BKKBN: Duta GenRe gerbang utama kampanyekan Tiga ANTI pada remaja

Saat ini tercatat ada 82.547 pasang Genre (laki-laki dan perempuan), sehingga total terdapat 165.094 Genre di seluruh Indonesia.

Melalui tema perayaan ulang tahun ke-14 Genre yakni "Rayakan Perbedaan", Hasto juga menekankan agar Genre dapat melakukan revolusi melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

"Bedanya inovasi dan revolusi, inovasi itu hanya normal science. Kalau hari ini melahirkan, hari ini aktanya keluar, langsung ditindaklanjuti, itu inovasi, sekadar tugas rutin sebagai aparat negara untuk melayani rakyatnya," ucap Hasto.

Baca juga: BKKBN kukuhkan Duta Generasi Berencana tekan stunting di Natuna

"Kalau revolusi itu mendobrak suatu tatanan dan membuat suatu perubahan. Misalnya, kalau menikah itu jangan hanya menikah saja, tetapi ada sertifikat elektronik siap menikah dan siap hamil (elsimil) itu mengubah tatanan. Atau kalau mau menikah itu bukan pre-wedding saja, tapi prakonsepsi (persiapan kehamilan), itu baru mengubah tatanan," imbuhnya.

Hasto juga mengajak para Genre agar tidak hanya berkarya dan berinovasi, tetapi juga mengubah pola pikir atau mindset.

"Berkarya, berinovasi, beraksi, kalau tidak mengubah mindset, daya ungkitnya tidak kuat, maka mindset itu penting, dan kalau kita berlomba dalam kebaikan, maka kita akan menang. Semua perubahan itu ada di tangan anak muda," tuturnya.

Baca juga: Generasi Berencana diminta pertahankan budaya lokal

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024