Peran asosiasi tidak hanya sebatas penyelesaian masalah, tetapi juga mencakup inisiatif berbagi pengetahuan dan pembentukan pedoman untuk kepentingan bersama
Jakarta (ANTARA) - Pandu Patria Sjahrir, pengusaha sekaligus profesional investor mengharapkan Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia/The Indonesian Coal Mining Association (APBI-ICMA) periode 2024-2027 dapat menyelesaikan berbagai tantangan dalam industri batu bara.

Pandu yang telah memimpin asosiasi itu hampir satu dekade sejak pertama kali terpilih pada 2015, menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Priyadi, yang saat ini menjabat Presiden Direktur PT Adaro Indonesia.

Baca juga: Adaro Minerals raih laba bersih 116 juta dolar AS di kuartal I-2024

Pandu lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, menyoroti berbagai tantangan industri pertambangan batu bara yang terjadi selama dekade terakhir, mencakup periode tiga kali kepemimpinannya.

Ia menekankan, isu-isu kritis seperti kewajiban pasokan batu bara dalam negeri (DMO) dan penetapan harga batu bara yang ditujukan untuk sektor kelistrikan.

Sebelumnya, saat Musyawarah Anggota APBI-ICMA di Jakarta, Pandu menyatakan APBI-ICMA mencoba hadir dalam menerima berbagai keluhan dan masukan anggota hingga mengkomunikasikan dengan pemerintah, mencari jalan terbaik agar setiap tantangan yang dihadapi dapat teratasi sambil mengutamakan kebutuhan nasional dan sosial.

Ia menggarisbawahi pentingnya peran legislasi dalam mengarahkan industri, khususnya sejak disahkannya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batu Bara yang memindahkan sejumlah wewenang dari pemerintah daerah ke Pemerintah Pusat.

"Transisi ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan keanggotaan asosiasi tetapi juga membawa dinamika regulasi baru bagi industri," ujarnya.

Selama masa jabatannya, Pandu mengatakan bahwa APBI-ICMA telah menangani berbagai isu, termasuk pemenuhan kebutuhan batu bara dalam negeri, royalti, harga batu bara acuan, kewajiban penggunaan kapal dan asuransi nasional, devisa hasil ekspor, hingga permasalahan ship to ship transfer di Muara Berau, pengurusan analisis dampak lingkungan (AMDAL), dan lain-lain.

Baca juga: Adaro Energy cetak laba bersih 374,3 juta dolar AS di kuartal I-2024

"Peran asosiasi tidak hanya sebatas penyelesaian masalah, tetapi juga mencakup inisiatif berbagi pengetahuan dan pembentukan pedoman untuk kepentingan bersama," kata Pandu.

Selain itu, ia juga mengungkapkan penerapan aspek environmental, social, and governance (ESG) tidak lagi bisa dipisahkan dari bisnis, terlebih pertambangan batu bara.

Menurutnya, penyamaan visi dan misi untuk pelaksanaan tata kelola tambang yang baik dan berkelanjutan serta mengedepankan aspek lingkungan dan sosial juga selalu digaungkan dan menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan seluruh anggota.

"Tak kalah pentingnya, saat ini adalah bagaimana asosiasi berperan dalam menyelaraskan dengan misi Pemerintah Indonesia pada era transisi energi dan upaya untuk mencapai target net zero emission di tahun 2060. Transisi energi bukan lagi sebuah wacana namun sudah di depan mata," ujarnya.

Untuk itu. Pandu mengharapkan kepengurusan APBI-ICMA ke depan dapat semakin solid dalam menyelesaikan isu-isu penting yang muncul dan hadir sebagai wadah komunikasi antar anggota. Tidak hanya pengurus, namun keterlibatan anggota dalam memberikan masukan menjadi kunci utama keberhasilan sebuah asosiasi.

"Saya berterima kasih dan mengapresiasi yang sebesar-besarnya untuk seluruh pengurus APBI 2015-2018, 2018-2021, dan 2021-2024 yang telah membantu berjalannya roda organisasi dan tentunya seluruh anggota yang senantiasa mendukung APBI-ICMA. Semoga ke depan asosiasi ini selalu dapat menjadi wadah bagi seluruh anggota untuk secara bersama menghadapi tantangan dan semakin solid ke depan," tuturnya.

Baca juga: G7 capai kesepakatan tutup PLTU batu bara pada 2035

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024