Kami ingin melihat ide-ide mahasiswa, setelah diverifikasi ulang dan masuk akal maka kami laksanakan
Yogyakarta (ANTARA) - PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe berkolaborasi dengan Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) mencetak talenta muda bidang pertambangan melalui kompetisi Olympiad Agincourt Resources (OlympiAR) 2024.

Wakil Presiden Direktur PTAR Ruli Tanio di Wisma Kagama, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Sabtu, menyebut kompetisi OlympiAR 2024 sebagai upaya strategis menjembatani dunia pendidikan dengan industri di sektor pertambangan.

"Kami ingin 'OlympiAR' ini menjadi ajang yang ditunggu dan punya dampak langsung bagi dunia pendidikan maupun karier orang-orang yang terlibat," kata Ruli.

OlympiAR 2024 yang mengusung tema Harmony in the Elements: Navigating Sustainable Mining Practices dengan fokus pada geokimia dan lingkungan diikuti sebanyak 200 tim mahasiswa jurusan geologi, tambang, dan teknik dari berbagai universitas di Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

Baca juga: Kementerian ESDM lelang prioritas tiga WIUPK mineral logam

Menurut Ruli, masing-masing peserta olimpiade ditantang untuk berkolaborasi membuat karya atau penelitian yang mampu mendukung prinsip pertambangan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan berdasar ilmu yang dimiliki.

Hasil penelitian dari masing-masing tim, kata dia, diverifikasi untuk dipilih yang terbaik kemudian didiseminasikan sehingga dapat dipelajari dan dimanfaatkan di perusahaan pertambangan.

"Kami ingin melihat ide-ide mahasiswa, setelah diverifikasi ulang dan masuk akal maka kami laksanakan. Misalnya rekomendasi mengenai titik bor pada tingkatan tertentu, rekomendasi itu kita pelajari, kalau masuk akal kita pakai," ujar dia.

Melalui ajang kompetisi tahunan itu, Ruli berharap dapat mencetak talenta pertambangan yang memiliki tradisi riset dan rasionalitas, serta memahami konsep continuous improvement atau perbaikan sistem kerja secara berkelanjutan.

"Secara otomatis industri akan melirik mereka, institusi pendidikan juga akan melihat mereka karena itu menjadi aset tersendiri," ujar Ruli.

Baca juga: Anggota DPR harap tata kelola pertambangan timah segera diperbaiki

Senior Manager Corporate Communications PTAR Katarina Siburian Hardono menjelaskan dari 200 tim yang mendaftar, 161 tim lolos pada seleksi babak pertama, dilanjutkan serangkaian babak eleminasi hingga akhirnya dipilih lima finalis.

Berdasarkan hasil penjurian, PTAR pada Sabtu (4/5) di Wisma Kagama, UGM, Yogyakarta mengumumkan juara I OlympiAR 2024 diraih Tim Hornblende dari Institut Teknologi Bandung (ITB), juara II diraih Tim Magnesite (Universitas Jenderal Soedirman), juara III Tim Petalite (ITB), juara IV Tim Pyrite (UPN "Veteran" Yogyakarta), dan juara V Tim Ulexite (Institut Teknologi Nasional Yogyakarta).

Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek Maria Veronica Irene Herdjiono menyebut OlympiAR 2024 selaras dengan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberi kesempatan mahasiswa tidak sekadar belajar di ruang kelas.

"Ada transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat teoritis menjadi praktik dan itu harus diperkuat karena hilirisasi sangat penting," ujar dia.

Maria juga mengusulkan agar OlympiAR dapat diajukan untuk dikurasi ke Kemendikbudristek sehingga para finalis bisa tercatat masuk dalam Manajemen Talenta Nasional (MTN).

Baca juga: KemenESDM nilai pemanfaatan PLTS oleh Adaro bisa ditiru industri

Baca juga: Kemendag: Kenaikan harga tambang dipengaruhi permintaan pasar dunia

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024