... ada anggota kami yang telah diperiksa terkait kasus itu. Namun masih dalam proses... "
Makassar (ANTARA News) - Kasus peluru nyasar yang menembus paha kanan Harlan, bocah tujuh tahun Kota Parepae, Sulawesi Selatan, diduga berasal dari senjata milik TNI di satuan setempat. 

"Sesaat sebelum kejadian, saya meminta bantuan aparat TNI untuk mengamanankan cafe, karena terjadi perkelahian antarpemuda," kata pemilik kafe di kawasan, Lompoe Aya, di Parepare, Selasa.

Dia menuturkan kronologi singkat peristiwa pada pekan lalu itu yang bermula dari perkelahian antara kelompok pemuda setempat. Perkelahian itu sempat reda dan selanjutnya kembali terjadi, dengan sejumlah personel TNI berada di lokasi kejadian itu. 

"Mungkin karena tidak mau dilerai, anggota TNI itu kemudian mengeluarkan senjata dan menembak ke atas sebagai peringatan. Terlebih aparat tersebut saat kejadian terlihat terdesak," katanya.

Namun hingga kini belum ada keterangan yang berhasil didapatkan dari Koramil Bacukiki, Kodam VII/Wirabuana. Polisi pun masih menunggu hasil uji laboratorium forensik Polda Sulawesi Selatan dan Barat terkait proyektil yang menembus paha kanan bocah asal Jalan Ambo Matti, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Kota Parepare itu. 

Sementara itu, Komandan Distrik Militer 1405/Mallusetasi, Letnan Kolonel Infantri Sri Widodo, tidak menapik anggotanya telah diperiksa diduga melepaskan tembakan yang nyasar ke warga.

"Memang ada anggota kami yang telah diperiksa terkait kasus itu. Namun masih dalam proses," katanya.

"Karena informasi yang kami dapatkan, ada peluru lain yang di dapatkan di sekitar lokasi kejadian. Artinya ada 11 peluru. Sementara senjata anggota kami hanya berisi 10 peluru," kata dia. 

Hampir seluruh satuan TNI memakai senjata api genggam organik berpeluru kaliber sembilan milimeter; di antaranya pistol P1 buatan PT Pindad, Sig Sauer P226, dan FN 45. 

Pewarta: Riesmawan Yudhatama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013