Sebelumnya di Q1-2014 sempat tumbuh 5,12 persen
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi yang tertinggi sejak tahun 2015.

“Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I di tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2024 merupakan tertinggi sejak tahun 2015. Sebelumnya di Q1-2014 sempat tumbuh 5,12 persen,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers di Jakarta, Senin.

Amalia mengumumkan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup solid sebesar 5,11 persen, namun terkontraksi sebesar 0,83 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/q-to-q).

Dari segi besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.288,3 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.112,9 triliun.

Secara sektoral, lanjutnya, penyumbang utama ekonomi triwulan I-2024 dari sisi produksi berasal dari industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, serta pertambangan dan penggalian.

Kelima sektor tersebut menyumbang pertumbuhan ekonomi secara positif dengan total kontribusi mencapai 63,61 persen persen terhadap PDB.

Industri pengolahan tercatat sebagai sumber pertumbuhan terbesar sebesar 0,86 persen, diikuti oleh konstruksi (0,73 persen), pertambangan dan penggalian (0,68 persen), serta perdagangan (0,6 persen).

“Hal ini sejalan dengan peningkatan aktivitas produksi yang tetap kuat untuk memenuhi permintaan domestik dan luar negeri,” ujar Amalia.

Kemudian dari sisi pengeluaran, penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 berasal dari Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Ia merinci, konsumsi rumah tangga dan PMTB memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB masing-masing sebesar 54,93 persen dan 29,31 persen.

Pada triwulan I-2024, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi yakni sebesar 2,62 persen.

Lebih lanjut, Amalia merinci, secara spasial pertumbuhan ekonomi tetap terjadi di seluruh wilayah meskipun dengan laju yang berbeda.

Pulau Jawa tercatat tumbuh 4,84 persen yoy pada kuartal I-2024. Diikuti dengan Pulau Sumatera (4,24 persen), Kalimantan (6,17 persen), Sulawesi (6,35 persen), Bali dan Nusra (5,07 persen), serta Maluku dan Papua dengan pertumbuhan tertinggi (12,15 persen).

Pulau Jawa masih mempunyai porsi kontribusi terhadap PDB paling besar, yakni 57,7 persen yoy, diikuti Pulau Sumatera yang tercatat sebesar 21,85 persen yoy.

Amalia menjelaskan bahwa Provinsi Papua mencetak pertumbuhan ekonomi paling tinggi sebesar 9,35 persen yoy, sedangkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebagai wilayah dengan pertumbuhan ekonomi paling rendah sebesar 0,02 persen yoy.

“Secara spasial, tiga kelompok provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Maluku dan Papua, Sulawesi dan Kalimantan. Pertumbuhan ekonomi di ketiga wilayah tersebut utamanya didorong oleh kegiatan pertambangan di industri logam dan pembangunan IKN," tutupnya.

Baca juga: LPEM UI prediksi ekonomi tumbuh 5,15 persen pada kuartal I 2024
Baca juga: Menkeu: RI bisa tumbuh 5 persen dengan jaga kesejahteraan masyarakat
Baca juga: BI maksimalkan green sukuk dukung pertumbuhan ekonomi

 

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024