Surabaya (ANTARA News) - Yuli Eko Hartanto (39), Operator Escavator, satu dari dua korban letusan di pusat semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc di Porong, Sidoarjo, Jumat (25/8) lalu, saat ini kondisinya masih kritis dan menjalani perawatan intensif di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Ketua Forum Pers RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Urip Murtedjo yang dihubungi ANTARA di Surabaya, Senin, mengemukakan bahwa belum bisa memastikan sampai berapa lama korban akan melewati masa kritis, usai menjalani operasi sekitar lima jam lebih pada Sabtu (26/8) lalu. "Yang jelas, sampai saat ini kondisinya masih dinyatakan kritis. Kami belum tahu sampai kapan masa kritis itu berlangsung," katanya. Yuli Eko Harmanto dan Prada Erfan Felani, anggota Yon Zipur 5/Kepanjen Malang, menjadi korban letusan di pusat semburan lumpur Lapindo Brantas pada Jumat (25/8) malam. Namun karena kondisinya cukup parah, Yuli dirujuk dari RSUD Sidoarjo ke RSUD Dr Soetomo pada Sabtu (26/8) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Tidak berapa lama, korban langsung menjalani operasi pada bagian panggul yang patah dan luka parah di bagian perutnya. Saat ini, korban masih dirawat intensif di Ruang Observasi Intensif gedung Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr Soetomo. "Luka-lukanya sangat serius. Kalau korban bisa melewati masa kritis, kondisinya akan bisa pulih," ucap Urip Murtedjo. Bupati Sidoarjo Drs Win Hendrarso MSi didampingi pejabat Lapindo Brantas, Senin (28/8) siang menyempatkan diri menjenguk Yuli Eko Darmanto dan menyerahkan santunan kepada orang tua korban. Orang nomer satu di Kabupaten Sidoarjo ini meminta keluarga korban tabah dan sabar atas musibah yang menimpa Yuli Eko Hartanto. Ia juga menyatakan semua biaya perawatan korban ditangguh sepenuhnya pihak Lapindo Brantas.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006