Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin kecil kecenderungan menerima pemberian"
Jakarta (ANTARA News) - Kecenderungan menerima politik uang di Indonesia dipengaruhi tiga faktor berupa tingkat pendidikan konstituen, kedekatan dengan partai politik dan pengalaman, demikian hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis di Jakarta, Kamis.

"Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin kecil kecenderungan menerima pemberian," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi yang melakuan survei dua bagian di daerah pemilihan pada September-Oktober 2013 dan survei tingkat nasional pada Maret.

Hasil survei Indikator memperlihatkan ada perbedaan sikap antara pemilih bertingkat pendidikan berbeda dalam menanggapi politik uang.

49 persen pemilih berpendidikan SD atau di bawahnya mengaku menerima uang terkait politik,  37 persen pemilih berpendidikan SMP dan SMA mengaku menerima, sedangkan pemilih berpendidikan perguruan tinggi hanya 23 persen yang mengaku memilih dan 70 persen menolak politik uang.

Kemudian faktor kedekatan dengan parpol atau "Party ID" yang menurut Indikator berada pada tingkat 14 persen pada Maret 2013 dan hanya 10 persen pada Oktober, juga mempengaruhi kecenderungan pemilih menerima politik uang.

Indikator menemukan ada perbedaan 12 persen kecenderungan menerima pemberian politik uang antara pemilih yang mengaku tidak memiliki "Party ID" mencapai 43 persen, dibandingkan hanya 31 persen dari pemilih yang mengaku sangat dekat dengan parpol.

"Semakin dia (pemilih) tidak memiliki kedekatan dengan parpol, semakin dia toleran dan menerima terhadap politik uang. Begitu pun sebaliknya, semakin dia dekat dengan parpol, semakin besar kecenderungan menolak," kata Burhan.

Sedangkan faktor pengalaman terdahulu berkaitan erat dengan apakah pemilih pernah ditawari uang atau barang serta pernah menyaksikan atau mendengar orang lain menerimanya.

Bagi pemilih yang mengaku pernah ditawari atau menyaksikan orang menerima lebih dari 50 persen menyatakan akan menerima pemberian uang atau barang yang ditawarkan.

Dua faktor lain yang cukup signifikan mempengaruhi politik uang adalah demografi desa-kota dan pendapatan di mana 47 persen pemilih di desa akan menerima pemberian politik uang, berbanding hanya 36 persen warga kota yang akan menerima hal serupa.

Dari tingkat tingkat pendapatan pemilih, 47 persen pemilih berpendapatan di bawah Rp1 juta per bulan mengaku menerima pemberian, pemilih berpendapatan Rp1 - Rp2 juta dan di atas Rp2 juta masing-masing hanya mencapai 41 persen dan 30 persen yang menerima.

Survei Indikator di tingkat dapil berlangsung di 39 dapil dengan mengambil sampel 400 orang yang telah memenuhi syarat hak pilih pada setiap dapil selama September-Oktober 2013.

Survei nasional mengambil sampel 1.200 warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dengan menggunakan metode "multi-stage random sampling" dan perkiraan rentang error  2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013