Kami tinggal memperkuat model bisnis koperasinya.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan bahwa kementeriannya akan berupaya memperkuat kualitas produk, pemasaran, dan model bisnis ikan tuna sebagai produk unggulan dari Biak melalui koperasi.

"Kami berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan Kampung Nelayan Modern atau Kalamo. Dan Kemenkop UKM melakukan pengembangan dari sisi koperasinya," kata Teten saat berdialog dengan para nelayan anggota Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju, di Kabupaten Biak Numfor, Papua, Rabu.

Berdasarkan siaran pers Kemenkop UKM, koperasi tersebut mengelola enam unit usaha produktif, yaitu gudang beku portabel berkapasitas 10 ton, sentra kuliner, pengolahan ikan, pabrik es berkapasitas 1 ton, bengkel dan docking kapal nelayan, dan kios persediaan seperti perbekalan melaut, kebutuhan rumah tangga, alat penangkapan ikan.

Teten meyakini Biak memiliki potensi besar di sektor kelautan yang bisa menjadi komoditas unggulan dan sumber ekonomi daerah, khususnya ikan tuna, cakalang, dan tongkol. Terlebih lagi, sudah ada offtaker atau perusahaan swasta yang menampung hasil tangkapan ikan yang dijual ke koperasi.

"Kami tinggal memperkuat model bisnis koperasinya. LPDB-KUMKM juga akan senantiasa untuk mendampingi koperasi ini. Jika volume tangkapan hasil ikan semakin besar, permodalan koperasi bisa diperkuat melalui kucuran dana bergulir dari LPDB-KUMKM," kata Teten.

Staf Ahli Menkop UKM Bidang Hubungan Antar Lembaga Riza M Damanik menambahkan, Biak merupakan pusat produksi ikan tuna dan memiliki kontribusi tuna yang dominan secara nasional, sehingga ekspor tuna dari Biak harus bisa berkelanjutan dan unggul dibanding negara lain.

Menurut Riza, ekspor tuna seharusnya bisa dilakukan langsung dari Biak. Sebab, semakin segar, harga ikan tuna bisa semakin mahal.

“Untuk itu, saya berharap, hasil tangkapan tuna dari nelayan tidak dikelola secara perseorangan, karena sekarang sudah ada koperasi di sini," kata Riza.

Riza mengajak para nelayan untuk lebih berperan membesarkan koperasinya. Salah satu caranya dengan menjual hasil tangkapan ikannya ke koperasi dan tidak menjual ke tempat lain.

“Untuk membesarkan koperasi milik nelayan ini, dibutuhkan kesetiaan para anggota dengan tidak tergiur iming-iming pihak lain dengan harga lebih tinggi," kata Riza.

Riza mendorong koperasi untuk mulai memperluas pasar ikan atau lebih berorientasi pada pasar ekspor.

Ketua Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju Adam Mampioper menyampaikan meski koperasinya baru beroperasi lima bulan, koperasinya sudah memiliki anggota nelayan sebanyak 80 orang, dengan 40 di antaranya sudah memiliki kapal sendiri.

Tak hanya itu, koperasi ini juga sudah memiliki fasilitas utama, seperti dermaga tambatan kapal, pabrik es, sentra kuliner, ruang penyimpanan dingin, shelter pendaratan ikan, kios perbekalan, hingga dock yard.

Fasilitas pendukung juga disiapkan, meliputi balai pelatihan, instalasi air bersih, drainase, penerangan jalan, instalasi pengelolaan air limbah, hingga kantor pengelola.
Baca juga: Pemkab Biak siapkan ekspor langsung 20 ton ikan tuna ke Jepang
Baca juga: Pabrik ikan tuna loin di Biak ditargetkan beroperasi 2024

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024