apakah sudah ada tenant-tenant di perkantoran yang akan pindah ke sana, sejauh ini kami belum mendengar hal itu
Jakarta (ANTARA) - Pemindahan ibu kota negara ke Nusantara di Kalimantan Timur belum berdampak signifikan terhadap tren properti di Indonesia secara keseluruhan, kata Head of Research perusahaan konsultan properti Jones Lang Lasalle (JLL) Yunus Karim.

Pasalnya, menurut Yunus, Ibu Kota Nusantara (IKN) saat ini masih dalam tahap awal pembangunan.

“Mengingat pemerintah saat ini sedang membangun IKN dan ini lebih ke infrastruktur dasar untuk memindahkan aparatur negara ke sana. Jadi yang kami lihat seperti bisnis-bisnis perumahan masih jalan,” kata Yunus dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Meski demikian, JLL, kata dia, telah menerima banyak pertanyaan dari investor terkait peluang investasi di IKN, terutama di pasar modal. Apalagi saat ini banyak investor asing maupun dalam negeri yang berminat terlibat dalam pembangunan IKN.

Namun, untuk aktivasi bisnis, seperti penyewaan perkantoran, Yunus belum melihat adanya tanda-tanda perpindahan tenant-tenant ke IKN dalam waktu dekat.

“Apabila kaitannya apakah sudah ada tenant-tenant di perkantoran yang akan pindah ke sana, sejauh ini kami belum mendengar hal itu,” ujarnya.

Pekerjaan infrastruktur IKN dibagi ke dalam dua tahapan. Tahap 1 ini termasuk pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), rumah tapak menteri, dan rumah susun untuk aparatur sipil negara (ASN).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, saat meninjau infrastruktur Kawasan Istana Presiden (KIP) di IKN, Senin (6/5), mengatakan progres pembangunan Istana Presiden sudah hampir 70 persen dan ditargetkan selesai Juni 2024. Kantor Presiden yang progresnya sudah 80 persen lebih juga dipastikan rampung pada Juni.

Progres pembangunan 36 rumah tapak menteri sudah mencapai 87 persen, dan ditargetkan rampung secara menyeluruh pada Juli 2024.

Sementara itu, hingga saat ini, ada beberapa investor yang sudah berkomitmen dan melakukan groundbreaking di IKN, antara lain Konsorsium Nusantara yang terdiri atas perusahaan-perusahaan besar, seperti Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinarmas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart group.

Selain beberapa investor di dalam konsorsium tersebut, terdapat juga beberapa investor swasta yang turut terlibat di dalam proses pembangunan di sektor perhotelan, pusat pembelanjaan rumah sakit, pendidikan, dan perkantoran seperti Pakuwon, Mariott, Jambuluwuk, Vasanta, RS Hermina, RS Mayapada, RS Abdi Waluyo, dan Jakarta Intercurltural School.

Baca juga: Pemerintah siapkan relokasi maupun ganti rugi 2.086 hektare lahan IKN
Baca juga: Menteri PUPR: Rumah menteri di IKN capai 87 persen dan selesai Juli
Baca juga: JLL: Permintaan terhadap rumah tapak di Indonesia masih tinggi


Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024