Korupsi memang tetap harus diberantas dan kebenaran tetaplah harus ditegakkan. Tak ada pilihan lain
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menilai penetapan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan pukulan bagi kaum perempuan, khususnya yang berkiprah di ranah politik.

"Kasus ini menjadi pukulan berat bagi kaum perempuan Indonesia di tengah gencarnya meningkatkan keterwakilan perempuan di ranah politik," kata Khofifah di Jakarta, Rabu (18/12) malam.

Menurut Khofifah, penetapan Atut sebagai tersangka menjadi catatan keprihatinan akhir tahun bagi perempuan politik di tengah perayaan peringatan Hari Ibu ke-85.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Kepala BKKBN era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu mengungkapkan Atut sampai sekarang adalah gubernur satu-satunya dari kaum perempuan.

"Jadi catatan kepiluan karena Atut adalah gubernur perempuan pertama dan satu-satunya di republik ini ditetapkan oleh KPK menjadi tersangka kasus korupsi," ucapnya.

Meski demikian, Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) itu tetap mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Korupsi memang tetap harus diberantas dan kebenaran tetaplah harus ditegakkan. Tak ada pilihan lain," ujarnya.

"Susah dan sulitnya jalan untuk memenuhi syarat keterwakilan, perempuan masih dihadapkan lagi menjaga amanat kekuasaan ketika mencapai puncak," tambah Khofifah.

Khofifah berharap kasus yang menimpa Atut tidak lantas membuat perempuan Indonesia bergerak mundur, meski ujian yang dihadapi ke depan akan tetap berat.

"Di sinilah perempuan diuji ghirah politiknya. Saya berharap perempuan Indonesia tetap bergerak maju di tengah situasi politik ini," ujar mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu.

"Perempuan Indonesia harus tetap optimistis turut membangun Indonesia ke depan yang lebih baik," katanya.


Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013