Bapak/Ibu, saya membayangkan Indonesia menjadi lumbung pangan yang bisa memainkan peran di tingkat dunia karena kita berada di garis khatulistiwa. Iklim kita sangat bagus dan sangat luar biasa karena air kita melimpah. Ini yang harus kita rawat bersa
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memacu empat pemerintah kabupaten yang ada di Pulau Madura agar bisa maksimalkan produksi pertanian di daerah tersebut sehingga bisa menjadi kekuatan dalam mewujudkan swasembada pangan secara nasional.

 

"Mimpi kita ke depan adalah mewujudkan Indonesia lumbung pangan dunia. Ingat, dulu kita pernah swasembada tiga kali berturut-turut dan yang melakukan akselerasi adalah kita semua, bukan Menteri Pertanian saja tetapi Bapak/Ibu sekalian, di mana saat itu ada cuaca ekstrem dan juga krisis pangan global," kata Mentan saat meninjau jalannya pertanaman padi di Kelurahan Bancaran, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Selasa.

 

Mentan mendorong empat kabupaten di Pulau Madura, yaitu Bangkalan, Pamekasan, Sumenep dan Sampang sehingga bisa membantu mewujudkan swasembada pangan secara nasional seperti yang pernah terjadi pada 2017, 2019 dan 2020.

 

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, Mentan berharap nantinya Pulau Madura menjadi contoh bagi daerah lain yang bisa menghasilkan produktivitas tinggi di Indonesia. Salah satunya melalui pemanfaatan irigasi dan perpompaan atau (Irpom) maupun pemasangan pompanisasi pada sungai-sungai basah yang tidak pernah kering.

 

Khusus di Bangkalan, kata Mentan, optimalisasi bisa mencapai 4.463 hektare melalui program perluasan areal tanam (PAT) dan juga pemasangan pompanisasi.

 

Dia mengatakan, pompa adalah solusi cepat yang bisa meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali bisa menjadi 3 kali dalam setahun.

 

"Bapak/Ibu, saya membayangkan Indonesia menjadi lumbung pangan yang bisa memainkan peran di tingkat dunia karena kita berada di garis khatulistiwa. Iklim kita sangat bagus dan sangat luar biasa karena air kita melimpah. Ini yang harus kita rawat bersama," ujar Amran.

 

Menurut data, Kabupaten Bangkalan memiliki potensi luas tanam dan luas panen yang cukup besar. Sebagai gambaran, luas tanam pada periode Januari dan April 2024 mencapai 31.633,51 dengan rata-rata produktivitas mencapai 5,06 ton per hektare.

 

Sementara itu, data luas lahan sawah di Kabupaten Bangkalan mencapai 29.540 hektare, sawah tadah hujan 21.491 hektare, sawah irigasi sebesar 8.049 dan tegal mencapai 62.618 hektare.

 

Irigasi dan perpompaan (Irpom) di Jawa Timur mencapai 1.183 untuk 31 kabupaten dan kota. Sementara untuk Pulau Madura, jumlah irpom yang tersedia mencapai 326 unit untuk kebutuhan di empat Kabupaten.

 

Penjabat (Pj) Bupati Bangkalan Arief M Edie menyampaikan terima kasih atas perhatian besar jajaran Kementan terhadap jalannya pembangunan pertanian di daerah itu.

 

Bagi Arief, program pompanisasi dan perluasan areal tanam sangat tepat untuk menjadikan Bangkalan sebagai salah satu pemasok pangan masa depan bangsa.

 

"Kami punya sawah tadah hujan dan sawah kering yang bisa diolah menjadi 3 kali panen dalam setahun. Karena itu kami membutuhkan alat pompa ini. Alhamdulillah dengan bantuan Pak Menteri kami siap meningkatkan produktivitas," kata Arief.

 

Arief menargetkan tahun depan Kabupaten Bangkalan menjadi daerah pertanian terbesar di Pulau Madura sehingga bisa memperkuat ketahanan pangan nasional. Alhamdulillah, kata dia, sebagian sentra di wilayahnya sudah ada yang tiga kali panen dalam semusim.

 

"Kami ingin Bangkalan maju menjadi daerah-daerah pertanian masa depan yang bisa mendukung Indonesia mewujudkan lumbung pangan dunia. Dan untuk stok beras, kami laporkan Pak Menteri, di Bangkalan tidak kurang karena kami semua ter-cover dengan produksi sendiri. Bahkan masyarakat Bangkalan pun paling suka beras premium, Pak, karena berasnya berlimpah," ujar Arief.

Baca juga: Mentan pacu Sulbar produksi pertanian bantu pasok pangan untuk IKN
Baca juga: Mentan siap bangun klaster pertanian modern libatkan anak muda Bandung
Baca juga: Mentan ajak semua pihak awasi distribusi pupuk subsidi

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024