London (ANTARA News) - Harga minyak dunia membaik sedikit Selasa, sehari sesudah ditutup turun hampir dua dolar per barel dikarenakan kekawatiran akan berkurangnya suplai. Di London Selasa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober naik 31 sen menjadi 71,13 dolar per barel dalam perdagangan elektronik. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Oktober, naik 20 sen menjadi 70,81 dolar per barel dalam transaksi elektronik sebelum pembukaan resmi pasar AS. Pedagangan berjangka minyak mentah turun tajam Senin setelah topan Ernesto diturunkan peringkatnya menjadi badai tropis, meredakan kekawatiran atas kemungkinan rusaknya instalasi minyak di Teluk Meksiko. Harga turun juga karena pernyataan-pernyataan Iran selama sepekan, yang nampaknya menunjukkan kemauan republik Islam itu untuk berunding menyangkut program nuklirnya yang dipersengketakan, kata para pedagang. Para analis memperingatkan bahwa Iran, produsen minyak mentah terbesar keempat dunia, kemungkinan dapat terganggu ekspor minyaknya jika dihantam dengan sanksi ekonomi terkait dengan program tersebut. Para pedagang minyak, sementara itu, terus bereaksi terhadap berita bahwa topan Ernesto telah diturunkan peringkatnya menjadi sebuah badai tropis. Kenaikan harga sedikit Selasa mencerminkan kekawatiran para pedagang bahwa Ernesto dapat menguat kembali dan menghantam tempat pemboran minyak dan kilang minyak AS yang vital dan di Teluk Meksiko, kata para pedagang. "Kedepan, kami dapat memperkirakan banyak gejolak... pasar akan terus berekasi terhadap berita badai tersebut," kata Victor Shum, seorang analis yang berbasis di Singapura pada konsultan energi AS Purvin and Gertz, seperti dikutip AFP. Perkiraan oleh Pusat Topan Nasional mengatakan badai tropis tersebut akan menghantam pantai dekat Miami Selasa malam atau Rabu subuh, menerjang kembali ke samudera Atlantik beberapa jam kemudian dan menerjang pantai kembali di South Carolina. Pada saat badai itu mencapai South Carolina, ia mungkin telah memperoleh kekuatannya kembali seperti yang dicapainya Minggu ketika ia menjadi topan pertama tahun ini sebelum kehilangan sebagian kekuatannya. Perselisihan atas program nuklir Iran juga merupakan sumber kekawatiran bagi pasar minyak karena ancaman sanksi PBB terhadap eksportir besar tersebut. "Saya pikir pasar memperkirakan masalah Iran akan berlangsung lama dan hal itu akan menjadi pijakan bagi harga," ucap Shum. Sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat dan sekutu Eropanya mendesak bahwa Iran harus menghentikan pengayaan uraniumnya sebelum 31 Agustus atau menghadapi ancaman sanksi. Washington menuduh Teheran bermaksud membuat bom nuklir, namun Iran menandaskan program nuklirnya untuk tujuan damai.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006