Magelang (ANTARA) - Sumber daya manusia (SDM) kesehatan di Indonesia masih sangat kurang, perbandingannya 0,5 per 1.000 penduduk, kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi.

"Pada hal di kawasan Asia sudah 2-3 per 1.000 orang, itu di Singapura. Di negara maju 4-5 per 1.000 orang," katanya pada amal bakti kesehatan dan kemanusiaan tanpa pamrih di Taman Lumbini kompleks Candi Borobudur dalam rangka menyongsong perayaan Waisak 2568 BE/2024 di Magelang, Sabtu.

Oleh karena itu, katanya, Kementerian Kesehatan membuka beasiswa kesehatan juga menghentikan moratorium supaya dapat memenuhi kebutuhan kesehatan.

"Dari pandemi COVID-19, kita belajar bahwa hanya dengan bekerja sama seluruh komponen maka kita bisa menyelesaikan masalah kesehatan , sehingga kami menyambut baik sekali apa yang dilakukan Walubi pada hari ini, yaitu memberikan pelayanan kesehatan untuk ribuan orang dengan keterbatasan sistem kesehatan kita saat ini, acara seperti ini masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat," katanya.

Baca juga: RI kembangkan kompetensi SDM kesehatan melalui kerja sama Singapura

Baca juga: RI suarakan peningkatan kualitas SDM demi pertumbuhan ekonomi inklusif


Ia menyampaikan pada pandemi COVID-19 , ada dua yang dipelajari pertama adalah sistem kesehatan tidak cukup kuat untuk menghadapi pandemi sehingga waktu itu cukup kurang ruangan, kurang oksigen dan seterusnya.

Kemudian yang kedua yang perlu dipelajari adalah masalah kesehatan hanya bisa diselesaikan apabila seluruh komponen masyarakat turut berpartisipasi karena itu Kemenkes juga melakukan perubahan berdasarkan dua hal tersebut.

Tentang transformasi, mungkin bisa melihat di layanan primer di puskesmas, sekarang di puskesmas sudah ada alat-alat teknologi baru, yaitu USG, EKD dan nanti dilengkapi lagi seluruhnya termasuk alat laboratorium sehingga layanan kesehatan makin kuat.

"Kemudian perubahan di rumah sakit. Kita sudah membangun supaya layanan kesehatan yang canggih makin turun ke tingkat kabupaten dan ke tingkat provinsi. Nanti seluruh rumah sakit provinsi akan bisa melakukan bedah jantung terbuka, kabupaten bisa melakukan pemasangan ring untuk jantung demikian juga untuk kanker, jantung, stroke, dan gagal ginjal serta ibu anak," katanya.*

Baca juga: Menko PMK minta seluruh OPD di Aceh jadi bapak asuh bagi anak stunting

Baca juga: Wamenkes: 2.200 lebih beasiswa untuk penuhi kebutuhan nakes

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024