Bratislava (ANTARA News) - Dua prajurit Slovakia termasuk tiga personel NATO yang tewas Jumat di Kabul dalam serangan bom mobil bunuh diri Taliban di dekat konvoi militer persekutuan tersebut, demikian diumumkan Kementerian Pertahanan Slovakia.

"Kami bisa memastikan bahwa dua anggota angkatan bersenjata Slovakia tewas hari ini dalam serangan terhadap sebuah konvoi di Afghanistan," kata kementerian itu dalam pernyataan yang dikeluarkan di ibu kota Slovakia, Bratislava.

Pernyataan tersebut tidak mengidentifikasi kedua prajurit itu dan hanya mengatakan, mereka bertugas di resimen kelima di sebuah pangkalan pasukan khusus di Zilina, Slovakia tengah.

Pemboman Jumat di ibu kota Afghanistan itu juga melukai enam orang sipil dan membuat serpihan mobil pelaku serangan tersebut berserakan di lokasi kejadian bersama sejumlah kendaraan lain yang rusak parah, kata beberapa saksi.

Hingga kini sudah tiga prajurit Slovakia yang tewas di Afghanistan. Slovakia menempatkan 234 prajurit di negara itu yang bertugas untuk Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO di Afghanistan.

Korban pertama, Daniel Kavuliak (35), tewas dalam serangan gerilya pada Juli.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.

NATO bertujuan melatih 350.000 prajurit dan polisi Afghanistan pada akhir 2014 untuk menjamin stabilitas di negara itu, namun tantangan-tantangan tetap menghadang dalam proses peralihan itu.

Desersi, penugasan yang buruk dan semangat rendah termasuk diantara masalah utama yang menyulitkan para komandan NATO dan Afghanistan.

Pada Oktober 2011, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan demikian AFP.

(Uu.M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013