Dalam lima tahun terakhir, kinerja ekonomi dan keuangan syariah terus tumbuh yang semakin memperkokoh industri ekonomi di tanah air
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan pentingnya peran pengusaha sebagai motor penggerak inkubasi ekonomi syariah di daerah-daerah terutama yang berbasis syariah.

Wapres Ma'ruf merinci ada empat fokus ekonomi syariah, yaitu industri keuangan, industri halal, syariah zakat dan wakaf, serta usaha dan pengembangan pengusaha syariah.

"Yang keempatnya paling penting karena pengusaha menjadi motor, menjadi jangkarnya, dilakukan melalui inkubasi di daerah-daerah yang berbasis syariah," kata Wapres dalam sambutannya pada pembukaan Pekan Ekonomi dan Keuangan Syariah (PEKSyar) Sulawesi Barat seperti disaksikan dari YouTube Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta, Rabu.

Wapres memaparkan bahwa dalam lima tahun terakhir, kinerja ekonomi dan keuangan syariah terus tumbuh yang semakin memperkokoh industri ekonomi di tanah air.

Di tengah pemulihan ekonomi, keuangan syariah tetap tumbuh karena didukung peningkatan produktivitas pada sektor unggulan rantai nilai halal dan keuangan syariah yang memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Wapres meyakini ekonomi dan keuangan syariah akan terus bertumbuh ditopang dengan rencana pembangunan nasional jangka panjang dan menengah.

"Ke depan, ekonomi dan keuangan syariah diyakini akan terus melaju dengan kewajiban sertifikasi halal, implementasi sejumlah peta jalan sektor strategis, serta pengintegrasian ekonomi dan keuangan syariah dalam rencana pembangunan nasional jangka panjang dan menengah sebagai daya ungkitnya," kata Wapres.

Wapres pun mengapresiasi pembentukan KDEKS sebagai salah satu upaya membumikan ekonomi dan keuangan syariah yang diharapkan mampu memperkuat ekonomi nasional.

Baca juga: Pengembangan ekonomi syariah di Sulbar, Ini arahan Wapres
Baca juga: Wapres harap Pekan Ekonomi dan Keuangan Syariah jadi agenda nasional
Baca juga: Wapres sebut KDEKS jadi ikhtiar bumikan ekonomi dan keuangan syariah

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024