Jakarta (ANTARA) - Pemuka agama Buddha Bhante Dhammavuddho mengatakan manusia harus berani mengakui adanya sifat keserakahan dalam dirinya untuk bisa berdamai dengan segala keadaan dalam hidup.

“Jadi yang patut kita sadari sebagai manusia adalah bahwa kehidupan ini adalah kita sebagai manusia memiliki sifat keserakahan, kita punya kebencian, kita juga menyadari bahwa kita punya kebodohan. Tiga hal ini adalah hal yang membuat kita sering suffering atau menderita,” kata Bhante Dhammavuddho di Jakarta, Kamis.

Menanggapi makna kehidupan yang harus disadari sebagai umat beragama, Bhante menyatakan seluruh manusia pasti menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Namun tak jarang, cara yang dipilih untuk meraih kebahagiaan tersebut ditempuh dengan cara yang salah.

Bhante mencontohkan pasti ada waktu dimana manusia senang melihat orang lain mengalami rasa sakit. Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrem, manusia memilih mengikuti keinginan hatinya untuk bahagia dengan membunuh.

Baca juga: Buddha ajarkan jaga kerukunan lewat Saraniya Dhamma Sutta

Baca juga: Perayaan Waisak 2024, 40 Bhikkhu Thudong dilepas di TMII

Hal tersebut, katanya, amat tidak dibenarkan oleh Sang Buddha karena kebencian dan sifat serakah tidak akan pernah memberikan kedamaian dalam diri seseorang apalagi untuk bahagia.

“Ini adalah hal yang keliru oleh karena itu di dalam rangka memperingati Waisak tahun ini, kita juga menyebutkan hindari kemarahan atau kebencian dari keserakahan dan hindari kebutuhan batin yaitu egois, supaya kita bebas dari sebab penderitaan itu sendiri,” kata Bhante.

Menurut Bhante, segala perilaku dan tindakan yang diambil dalam hidup seorang manusia selalu didasari oleh adanya kesadaran diri. Sayangnya, banyak orang tidak sadar ketika memilih pilihan yang salah untuk menjalankan hidup (khilaf).

Dengan demikian, Bhante meminta seluruh umat untuk sama-sama menyatukan persepsi bahwa hidup harus dijalankan berdasarkan niat, moral dan perbuatan yang baik. Sebab adanya kesadaran yang positif dapat mendorong seseorang untuk mempertahankan pilihan hidupnya menjalankan perbuatan yang baik sebagaimana ajaran Tuhan.

“Kesadaran yang positif yang membuat nilai dalam hidup kita bertambah. Jadi ini kesadaran-kesadaran yang positif yang kita lakukan dalam hal melalui agama Buddha yang bilang untuk melakukan perbuatan baik,” kata Bhante.

Baca juga: KAI Daop 1 catat penumpang naik 69 persen H-1 Hari Raya Waisak 2024

Baca juga: Wali Kota: Semarang memiliki sejarah panjang penyebaran agama Buddha


 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024