Bali (ANTARA) - Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Manajemen Sumber Daya Air Firdaus Ali menekankan perlunya strategi pengelolaan air yang kreatif melalui pelibatan entitas swasta untuk memastikan pengelolaan air yang berkelanjutan.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam diskusi panel yang diselenggarakan oleh Coca-Cola Indonesia di World Water Forum Ke-10 Bali di Bali Nusa Dua Convention Center (BNCC), Bali, Kamis.

"Yang tersisa untuk sektor air sangat sedikit sekali. Tanpa dukungan entitas swasta saya tidak yakin bisa pecahkan persoalan air ini," katanya.

Diskusi yang melibatkan perwakilan industri, pemerintah, dan LSM itu berorientasi pada kemitraan untuk melawan dampak perubahan iklim, seperti banjir dan kekeringan, untuk memastikan pengelolaan air yang berkelanjutan.

Baca juga: Pemprov Jateng teken kerja sama pengelolaan air di World Water Forum Bali 2024

Melalui kemitraan ini, kata Firdaus, Kementerian PUPR berupaya menggabungkan sumber daya dan pengetahuan, dengan tujuan mencapai masa depan yang lebih optimistis untuk Indonesia.

"Dengan memobilisasi keahlian kolektif, kami siap membuat kemajuan signifikan dalam mengatasi tantangan air," ujarnya.

Agenda itu menyoroti peran inovasi dalam mengatasi tantangan air di Indonesia melalui dukungan entitas swasta dalam menghadirkan proyek-proyek air inovatif untuk memberi manfaat kepada komunitas dan ekosistem lokal.

Coca-Cola ASEAN & South Pacific Water and Climate Director Lynn Hong mengatakan pihaknya mendukung keamanan air dengan kehadiran di lebih dari 200 negara dan wilayah. Strategi keamanan air 2030 perusahaan berfokus pada percepatan aksi untuk meningkatkan keamanan air.

Baca juga: Kemen PUPR: World Water Forum hadirkan solusi bagi krisis air dan iklim

Sejak 2015, kata Lynn, The Coca-Cola Company secara global telah mengembalikan lebih dari 100 persen air yang digunakan untuk produksi minuman ke alam dan komunitas setiap tahunnya.

Pihaknya menyediakan dukungan pendanaan untuk komunitas rentan yang mengalami kekurangan air di Indonesia, termasuk penyediaan air minum yang aman dan akses air untuk pertanian dan kehidupan.

Direktur Eksekutif Yayasan Obor Tani Pratomo mengatakan kemitraan yang dibangun dengan entitas swasta diwujudkan untuk kehidupan petani lokal di seluruh Indonesia dengan melindungi air untuk pertanian melalui pembangunan embung atau waduk air sebagai tempat penyimpanan di wilayah Jawa dan Sulawesi.

Baca juga: RI pelopori pusat keunggulan ketahanan air dan iklim yang terintegrasi

“Kami telah membangun enam embung dan menggunakan bahan yang tahan lama dan fleksibel yang bertindak sebagai pelindung kedap air, secara efektif mengurangi kehilangan air yang sering terjadi karena rembesan di embung,” katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024