Kebahagiaan bukan hadiah, tetapi hasil dari sebuah perjuangan
Jakarta (ANTARA) - Ketua Sangha Bhikkhuni Theravada Indonesia, Y.M. Bhikkhuni Santini Mahatheri berpesan agar umat Buddha bersama-sama mencabut tiga akar kejahatan yang menjadi penyebab penderitaan manusia saat menyampaikan Bimbingan Dhamma pada perayaan Waisak 2568 TB.

"Yang pasti bukan ajarannya yang salah, tetapi dosa (kebencian), lobha (keserakahan) dan moha (kebodohan). Dosa, lobha, dan moha itu bukan hanya di permukaan, karena ketiga hal tersebut sudah mengakar. Untuk itu kita, harus membangkitkan semangat mencabut akar-akar kejahatan itu agar bahagia," ujar Santini di Vihara Aryadwipa Arama, Jakarta, pada Kamis.

Ia menekankan agar manusia tidak boleh terlena dalam tiga kejahatan tersebut dan senantiasa mengikuti apa yang Sang Buddha ajarkan.

"Kebahagiaan bukan hadiah, tetapi hasil dari sebuah perjuangan. Buddha juga ada kelahiran yang beliau harus melalui perjuangan dulu baru berhasil, beliau mencari pencerahan, dari manusia biasa, kemudian menjadi Bodhisatwa (calon Buddha), hingga akhirnya menjadi Buddha," katanya.

Baca juga: BDC Surabaya: Waisak perkuat kerukunan antarumat beragama
Baca juga: Pakar: Ajaran Buddha adalah salah satu cara menanggulangi kegundahan


Ia juga mengemukakan segala sesuatu yang berkondisi pasti mengalami perubahan, sehingga manusia tidak boleh melekati segala sesuatu, karena pasti membawa perubahan dan penderitaan.

"Kita tidak perlu melekati segala sesuatu, karena segala sesuatu yang kita lekati itu pasti membawa perubahan dan penderitaan. Apapun yang kita lekati, pasti akan kena hukum di kemudian hari," ujarnya.

Ia juga mengingatkan agar umat Buddha lebih konsisten dalam melakukan meditasi.

"Meditasi itu susahnya apa sih? Enggak susah. Coba bayangkan kalau mencari duit masih capek, kerja bakti capek, meditasi cuma sadari nafas masuk, dan sadari nafas keluar. Meditasi yang susah itu bandelnya," paparnya.

Menurutnya, dengan meditasi, maka umat Buddha dapat menjalankan pesan Buddha untuk menaklukkan diri sendiri.

"Dengan meditasi, kita akan ribut melawan diri sendiri, karena di dalam diri kita, yang bertengkar itu diri sendiri, sesuai dengan pesan Buddha, yakni menaklukkan diri sendiri, karena kita tidak dipesankan untuk menaklukkan orang lain," tuturnya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024