Jakarta (ANTARA) - Dalam film "Saat Menghadap Tuhan", Dede Satria memerankan karakter Marlo, yang digambarkan sebagai sosok yang bermasalah dan keras karena kurangnya kasih sayang dari orang tua.

Meskipun hidup dalam kemewahan, Marlo merasa kehilangan kasih sayang yang sebenarnya lebih penting daripada materi.

“Yang pasti Marlo punya alasan ya, karena dicerita ini Marlo sangat bringas, borju banget, bahkan kalo perlu diinjek-injek lah temen-temennya. Alasannya, kurang kasih sayang dari orang tua, padahal fasilitas sudah terpenuhi, tapi balik lagi ya yang dipingin anak bukan hanya materi, tapi juga kasih sayang,” kata Dede saat berkunjung ke ANTARA Heritage Center di Pasar Baru, Jakarta, Rabu (22/5).

Baca juga: Film "Saat Menghadap Tuhan" terinspirasi dari sisi gelap remaja

Baca juga: Raffi Ahmad kesulitan yakinkan Rudi Soedjarwo sutradarai film horor


Tantangan memerankan Marlo tidaklah mudah, karena sebelumnya karakter ini dimainkan oleh aktor lain. Namun, setelah berbagai percobaan, Dede Satria dipilih untuk memerankan Marlo.

Sementara itu, Gilbert Pattiruhu berperan sebagai Ayah Marlo dalam film ini. Karakter Ayah Marlo digambarkan sebagai sosok yang keras dan kurang peka terhadap perasaan anaknya setelah kehilangan istri.

Kehilangan istri membuat Ayah Marlo menyalurkan kekesalannya kepada anaknya tanpa menyadari bahwa perilakunya dapat menyakiti anak laki-lakinya itu.

Konflik antara anak dan ayah pun tak terhindarkan dalam hubungan antara Ayah dan Marlo di dalam cerita film ini.

Tak sampai di situ, Gilbert juga menjelaskan bahwa keterlibatannya pada projek ini, karena film tersebut mengangkat isu tentang persoalan remaja yang masih sering diabaikan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

“Sebenernya kenapa saya akhirnya mau di film ini? Karena dalam film ini persoalan perundungan (salah satu permasalahan remaja) sudah dikasih tau langsung ke penonton bahwa ini ada di kehidupan nyata, tapi balik lagi banyak orang yang akhirnya yang tutup mata,” ungkap Gilbert.

Adapun, “Saat Menghadap Tuhan” merupakan film pertama yang diproduksi oleh production house baru rintisan Rudi, RexCorp.

Film yang menceritakan empat sekawan yang memiliki masalahnya masing-masing itu akan tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 6 Juni 2024 mendatang.


Baca juga: SEAScreen Academy diharap tumbuhkan pusat perfilman di Indonesia timur

Baca juga: Delegasi RI hadiri Cannes 2024 guna perkuat sinema di kancah global


 

Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024