Teheran (ANTARA News) - Iran tidak akan melepaskan haknya atas pengembangan teknologi nuklir, kata Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad, beberapa jam sebelum pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) direncanakan akan melaporkan pihak Teheran telah melanggar batas waktu untuk menghentikan proyek bom atom. "Bangsa Iran tidak akan melepaskan hak mereka secara jelas atas teknologi nuklir untuk tujuan damai. Iran bertekad untuk mengunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai," demikian laporan radio Pemerintah Iran, mengutip Presiden Ahmadinejad di kota Mahabad, Kamis (31/8). Iran telah mengatakan, pihaknya memiliki hak sah untuk memperkaya bahan bakar nuklir untuk menghasilkan listrik, sesuai aturan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang berkantor pusat di Wina, Austria. Namu, pihak Barat --yang dimotori Amerika Serikat (AS)-- mencurigainya sebagai proyek senjata terselubung, dan Dewan Keamanan (DK) PBB --yang juga dimotori AS-- telah memerintahkan Iran untuk membatalkan pekerjaan itu. "Keangkuhan dunia Barat bertentangan dengan kemajuan yang telah dicapai Iran di bidang nuklir untuk tujuan damai. Alasan dan klaim mereka adalah pengetahuan Iran tentang nuklir untuk tujuan damai akan disalahgunakan suatu saat nanti. Itu adalah kebohongan besar," katanya dalam komentar yang disiarkan kantor berita resmi Iran (IRNA). Ia pun menimpali, "Iran belum pernah, tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi agresor dan pelanggar hak bangsa lain. Namun, mereka harus mengetahui bangsa Iran tidak akan menyerah terhadap ancaman dan tekanan." Pihak AS di ibukotanya, Washington DC, berkomentar bahwa negara-negara besar dunia akan memulai membicarakan tindakan hukuman bagi Iran pada pekan depan, jika IAEA melaporkan Tehran telah mengabaikan tuntutan PBB untuk menghentikan pengayaan uranium hingga batas waktu 31 Agustus 2006. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006