Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementerian Pertanian Ali Jamil memacu produktivitas pangan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, melalui optimasi lahan (Opla) rawa guna mewujudkan swasembada pangan.

"Petani-petani pemberani di sini tidak hanya mengubah lahan rawa menjadi ladang yang produktif, tetapi juga dengan gigih menciptakan jaringan saluran drainase yang menjaga tanah tetap subur,” kata Ali saat meninjau optimasi lahan rawa di Ogan Komering Ilir, Sabtu.

Ali menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian berusaha mempercepat masa tanam dengan mengoptimalkan lahan rawa di termasuk di Ogan Komering Ilir.

Dia menuturkan, langkah inovatif itu diharapkan bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan dorongan signifikan bagi peningkatan produksi pangan.

Kementan mencatatkan Kabupaten OKI memiliki potensi lahan rawa dengan luas mencapai 65.000 hektare yang pengelolaan tata airnya perlu ditingkatkan.

“Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian melakukan pemantauan proses percepatan pelaksanaan kegiatan di Desa Bandar Jaya, Kecamatan Air Sugihan dengan melakukan koordinasi dengan melakukan kerjasama dengan TNI,” ujar Ali dalam keterangan di Jakarta.

Ali menyebutkan kegiatan optimasi lahan di Kecamatan Air Sugihan Kabupaten OKI ditargetkan seluas 6.331 hektare. Proses Survei Investigasi dan Desain (SID) yang sebelumnya hanya 126 hektare kini SID baru sudah mencapai 6.205 hektare.

Ali Jamil menekankan, dalam mengelola lahan rawa, tata kelola air yang efisien dan perbaikan infrastruktur irigasi menjadi krusial. Di Desa Bandar Jaya, tanamannya diharapkan dapat memiliki indeks pertanaman yang tinggi bisa mencapai tiga kali dalam setahun.

"Sebelum program Opla pada tahun 2019, lokasi Desa Bandar Jaya seringkali tergenang air, menghambat pertanaman. Dengan adanya program Opla, manajemen air ditingkatkan, memungkinkan pertanaman pada musim hujan, yang sebelumnya sulit karena risiko banjir," tutur Ali.

Ali Jamil mengungkapkan, Opla di OKI diawali proses SID optimasi lahan rawa, hal itu untuk mengidentifikasi calon petani dan lokasi kegiatan hingga menyusun desain dan rencana infrastruktur lahan pertanian rawa yang akan dioptimasi.

"Proses ini telah selesai dilakukan semua, hingga saat ini telah dilaksanakan implementasi dari SID itu berupa normalisasi saluran untuk di Desa Bandar Jaya, Kecamatan Air Sugihan. Pelaksanaan Opla di Kabupaten OKI dilaksanakan pada 15 kecamatan, salah satunya Kecamatan Bandar Jaya," jelas Ali.

Dia menambahkan bahwa kordinasi dilakukan di Desa Bandar Jaya bersama Pangdam; kepala dinas pertanian provinsi, kabupaten, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) dengan arahan agar segera ditanam padi pada tahun ini.

"Agar segara percepatan tanam dan tidak boleh alih fungsi lahan karena setelah dilakukan SID dari 19.000 hektare lahan yang tersedia tinggal 6.331 hektare. Hasil total SID akan dilakukan expose ulang dari total 6.331 hektare," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian OKI Sahrul menyampaikan, pemerintah daerah mengupayakan optimalisasi lahan rawa untuk menjadi lahan produktif, dengan harapan dapat mendongkrak indeks pertanaman pertanian di Kabupaten OKI.

"Konteks pelaksanaan Optimasi lahan tidak bisa dilaksanakan hanya dengan mengandalkan satu komponen saja, maka kepentingan akan kolaborasi dan saling membantu akan sangat diperlukan dari semua stakeholder. Inilah perwujudan sinergitas kita dalam meningkatkan hasil produktivitas pertanian di wilayah Ogan Komering Ilir," ujar Sahrul.

Adapun strategi percepatan yang akan dilakukan salah satunya dengan mengoptimalkan penggunaan traktor roda 4 baik swadaya maupun bantuan alsintan dari Kementan untuk olah tanah.

"Selain itu, kami juga menggerakkan dan mengkoordinasikan SDM yang ada di lokasi untuk berkomitmen dan bersatu padu serentak untuk melakukan gerakan percepatan pengolahan tanah dan penanaman padi sehingga semua produksi akan diperoleh dalam tahun 2024," tutup Sahrul.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kementan berkomitmen untuk mempercepat kebutuhan masa tanam.

Amran mengatakan bahwa pihaknya fokus pada peningkatan luas tanam dan produksi padi, dengan memanfaatkan serta mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif utama.

"Upaya pengembangan lahan rawa ini bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas. Fokusnya adalah optimalisasi melalui perbaikan infrastruktur air dan lahan, membentuk lahan pertanian yang produktif dengan penataan sistem tata air dan lahan yang terukur," ujar Mentan Amran.

Program PAT (Penambahan Areal Tanam) dilaksanakan Kementan di antaranya melalui kegiatan pompanisasi dan optimasi lahan. Optimasi lahan ini dilaksanakan melalui kegiatan penataan sistem tata air dan lahan yang telah dimanfaatkan.

Fokus kegiatan penyiapan lahan dan pembangunan atau rehabilitasi konstruksi yang dapat menata air. Bentuk kegiatan di antaranya rehabilitasi atau pembangunan tanggul, pintu air, saluran irigasi, jembatan usaha tani serta bantuan pompa air.

"Upaya ini untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengurangi risiko banjir atau genangan air yang dapat merusak tanaman pertanian," kata Amran.

Baca juga: Kementan siapkan pompanisasi untuk daerah kering hadapi musim kemarau
Baca juga: Kementan kenalkan Benih Padi Super Genjah untuk percepatan tanam padi
Baca juga: Kementan kawal percepatan tanam padi musim tanam Mei 2024 di Bantul


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024