Mangrove bisa sebagai sabuk hijau, tempat pemijahan ikan, dan bisa dimanfaatkan masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Aksi penanaman mangrove yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah, maupun sektor swasta kini semakin masif dilakukan di berbagai daerah untuk melindungi kawasan pesisir dari ancaman perubahan iklim.
 
"Mangrove bisa sebagai sabuk hijau, tempat pemijahan ikan, dan bisa dimanfaatkan masyarakat dari sisi ekonomi dengan mengambil getah untuk batik dan buah menjadi camilan," kata Peneliti Bidang Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widodo Setiyo Pranowo dalam forum diskusi budaya yang dipantau di Jakarta, Senin.
 
Widodo menuturkan fenomena perubahan iklim masih menjadi bahasan yang selalu hangat, terutama bagi Jakarta.
 
Peta kerentanan pesisir yang diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan bahwa daerah pesisir Jakarta berwarna merah dengan tinggi gelombang laut relatif kecil sekitar 40 sentimeter.

Menurutnya, kombinasi teknologi sangat diperlukan untuk menanam mangrove.

Baca juga: Indonesia perkenalkan desalinasi pada peserta World Water Forum 2024
 
Struktur pengaman pantai yang dibangun tegak lurus terhadap garis pantai atau disebut groin dibangun di Pantai Marunda, Jakarta Utara.
 
Struktur groin menahan sedimen yang bergerak di sepanjang Pantai Marunda. Sedimentasi yang menumpuk itu lantas menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan pepohonan mangrove.
 
"Groin selain menjebak sedimen juga memecah gelombang. Struktur itu memberikan kesempatan kepada mangrove yang masih muda untuk tumbuh berkembang dan semakin subur," kata Widodo.
 
Data citra satelit selama 22 tahun tentang pesisir Pantai Marunda memperlihatkan fisiografi yang mengalami perubahan cukup signifikan.
 
Pada Oktober 2000, Pantai Marunda memiliki garis pantai yang masih utuh dan keberadaan tambak-tambak yang berjejer di tepian.
 
Sembilan tahun kemudian, bagian timur pantai sudah terkikis dan muncul pemukiman penduduk di sebelah barat.
 
Pada 2011, groin dibangun dan membentuk daratan. Bagian tambak sebelah timur semakin mengalami pendangkalan akibat sedimen yang terjebak struktur groin.
 
Pada Mei 2012, tambak yang terkikis mulai ditumbuhi beberapa mangrove. Jumlah mangrove dan pemukiman semakin menjamur dari tahun ke tahun.
 
Pada 2016, reklamasi mandiri dilakukan membuat kawasan barat Pantai Marunda yang sebelumnya menjadi pemukiman menjadi kosong.
 
Setelah empat tahun berselang, pada 2020, mangrove kian melebar dan menutupi Pantai Marunda. Pepohonan mangrove membentuk ekosistem kompleks yang melindungi kawasan pesisir dari ancaman abrasi dan perubahan iklim.

Baca juga: RI dan Suriname kolaborasi lindungi pesisir dan rehabilitasi mangrove
Baca juga: Pakar: Biodiversitas ekosistem pertahanan pertama dari bencana alam

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024