Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menginginkan para periset baru ikut berkontribusi untuk kemajuan Indonesia, termasuk kemajuan ekonomi, taraf hidup, dan kesejahteraan bangsa.
 
"Cara untuk memajukan kesejahteraan bangsa adalah meningkatkan nilai tambah atau nilai ekonomi suatu produk," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.
 
Ia mencontohkan supaya menambah nilai ekonomi jagung, maka hasil tanaman itu perlu diubah menjadi produk lain yang bernilai lebih tinggi seperti untuk pengobatan.
 
Menurut dia, riset diperlukan untuk bisa mencapai peningkatan nilai ekonomi tersebut.
 
"Ini adalah tantangan riset untuk menjadikan nilai tambah produk tinggi," kata dia.

Baca juga: Pemkot Semarang bikin "co-working space" BRIN, fasilitasi riset daerah
 
Pada 27 Mei hingga 5 Juni 2024, BRIN mengadakan pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil golongan III di lingkungan BRIN dengan mengusung tema "Penguatan Kompetensi Periset BRIN berAKHLAK untuk Kemajuan Riset Inovasi Indonesia".
 
Kegiatan yang diikuti para periset baru BRIN tersebut, berlangsung di Hotel Bumi Wijaya, Depok, Jawa Barat.
 
Handoko mengatakan para periset harus menjadi agen pemecah masalah karena banyak tantangan di masyarakat yang harus diselesaikan melalui riset dan inovasi.
 
Ia menambahkan bahwa dalam bekerja periset memang dituntut untuk bekerja mandiri, artinya menentukan masa depan sendiri dengan membuat strategi penguatan diri.
 
“Periset tidak bisa bekerja sendiri karena juga dituntut untuk mampu berkolaborasi dan bersinergi. Kolaborasi artinya periset harus belajar dari orang yang lebih paham. Dengan kolaborasi, maka akan memajukan risetnya,” kata dia.
 
Dia berpesan kepada periset untuk mengenali diri dengan baik agar dapat bersinergi, termasuk berkaitan dengan potensi atau kemampuan dan kekurangan diri.

Kenal terhadap diri sendiri, ujar dia, modal untuk bekerja sama dengan periset lain.

Baca juga: Periset BRIN sebut drainase Jakarta tak sanggup tampung hujan ekstrem
Baca juga: Periset apresiasi kemampuan adaptasi "bissu" meraih inklusif sosial
Baca juga: Periset BRIN miris kurangnya kepedulian remaja terhadap fauna

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024