Seoul (ANTARA) - Para pemimpin Korea Selatan, Jepang dan China menegaskan kembali komitmen untuk mendorong perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea selang beberapa jam setelah Korea Utara mengumumkan rencana peluncuran satelit.

Komitmen tersebut disepakati Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri China Li Qiang, pada KTT di Seoul, Senin, setelah pihak Korea Utara memberi tahu Jepang mengenai rencananya meluncurkan roket luar angkasa yang membawa satelit mata-mata militer sebelum 4 Juni.

“Kami menegaskan kembali bahwa menjaga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di Semenanjung Korea dan Asia Timur Laut adalah demi kepentingan bersama dan merupakan tanggung jawab kita bersama,” kata isi deklarasi bersama KTT trilateral tersebut.

“Kami menegaskan kembali posisi masing-masing mengenai perdamaian dan stabilitas regional, denuklirisasi Semenanjung Korea dan masalah penculikan. Kami setuju untuk terus melakukan upaya positif untuk penyelesaian politik masalah Semenanjung Korea,” tambah pernyataan dalam deklarasi itu.

Dalam sesi tersebut, Yoon dan Kishida mengecam rencana peluncuran satelit Korea Utara sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penggunaan teknologi rudal balistik. Pyongyang mengatakan akan mengirim tiga satelit lagi ke luar angkasa tahun ini, setelah peluncuran pertamanya pada bulan November.

“Komunitas internasional harus merespons dengan tegas,” kata Yoon saat konferensi pers bersama.

Kishida turut menyuarakan keprihatinannya, mendesak Pyongyang untuk menghentikan aktivitasnya.

“Jika hal ini dilanjutkan, maka hal ini merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. Kami sangat mendesak Korea Utara untuk menghentikan aktivitas ini,” ucap Kishida.

Perdana Menteri Li Qiang dari China meminta semua negara terkait untuk menahan diri guna mengurangi ketegangan sambil menghindari penyebutan Korea Utara secara langsung.

“China secara konsisten berupaya untuk mendorong perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan mendorong penyelesaian politik terhadap masalah semenanjung tersebut. Pihak-pihak terkait harus menahan diri dan mencegah situasi memburuk dan menjadi lebih rumit,” tutur Li.

Adapun sesi trilateral membahas cara-cara untuk meningkatkan kerja sama di enam bidang spesifik yakni ekonomi dan perdagangan, pembangunan berkelanjutan, masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, manajemen bencana dan keselamatan, serta pertukaran antar masyarakat.

Para pemimpin juga sepakat untuk melembagakan kerja sama trilateral dengan mengadakan pertemuan puncak trilateral dan pertemuan tingkat menteri secara rutin.

Sumber : Yonhap

Baca juga: Korea Utara: seruan untuk nyatakan akhir Perang Korea terlalu dini
Baca juga: Megawati: Spirit kebudayaan jadi kunci perdamaian di Semenanjung Korea
Baca juga: ASEAN, Indonesia diharapkan terus dukung perdamaian Semenanjung Korea


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024