Kami tidak akan mundur sampai kita mengakhiri semua kelompok teroris dan menyelamatkan orang-orang kita di Anbar"
Fallujah, Irak (ANTARA News) - Irak telah kehilangan Fallujah yang jatuh ke tangan gerilyawan Alqaeda, kata seorang pejabat senior keamanan seperti dikutip AFP.

Ini menjadikan kaum pejuang kembali memegang kendali kota di Provinsi Anbar di mana pasukan Amerika
berulang kali bertempur menghadapi mereka.

Namun aparat keamanan telah menyerang para pejuang dari kelompok terkait Alqaeda Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) di dua daerah lainnya di Anbar dengan menewaskan 55 dari mereka, kata seorang perwira senior militer.

Bagian dari Fallujah dan Ramadi, sebelah barat Baghdad, sudah dikuasai gerilyawan selama berhari-hari dan ini mengingatkan kembali pada tahun-tahun setelah invasi 2003 yang dipimpin AS saat kedua kota menjadi benteng pemberontak.

Pertempuran meletus di Ramadi, Senin, ketika pasukan keamanan membubarkan satu  kubu demonstran anti-pemerintah yang dibentuk setelah demonstrasi akhir 2012, melawan apa yang Sunni Arab katakan marginalisasi masyarakat mereka.

Kekerasan kemudian menyebar ke Fallujah, dan penarikan berikutnya pasukan keamanan dari kedua kota itu memberi jalan bagi militan untuk bergerak masuk menguasai.

"Fallujah berada di bawah kendali ISIL," kata seorang pejabat senior keamanan di Anbar kepada AFP, sementara pinggiran kota dikuasai polisi setempat.

Seorang wartawan AFP di Fallujah juga mengatakan ISIL tampaknya berada dalam kontrol, tanpa pasukan keamanan atau milisi Sahwa anti-Alqaeda terlihat di jalan-jalan.

Komandan pasukan darat Irak Staf Umum Ali Ghaidan Majeed mengatakan pasukan keamanan menewaskan 25 pejuang ISIL di Albufaraj, dekat Ramadi, dan 30 di Garma, dekat Fallujah.

Dia juga mengatakan polisi dan suku sedang memburu militan di Ramadi, dengan dukungan militer.

Majeed mengatakan ada tiga kelompok yang terlibat dalam pertempuran, yakni pasukan keamanan dan suku sekutu, ISIL, dan pasukan anti-pemerintah Dewan Militer Suku-suku.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki berjanji melenyapkan gerilyawan di Anbar .

"Kami tidak akan mundur sampai kita mengakhiri semua kelompok teroris dan menyelamatkan orang-orang kita di Anbar," kata Maliki seperti dikutip televisi pemerintah Iraqiya.

Jumat lalu saja, lebih dari 100 orang tewas di Ramadi dan Fallujah pada hari paling mematikan di negara itu dalam beberapa tahun belakangan.

Ratusan orang bersenjata, beberapa bendera hitam sering diterbangkan oleh kelompok jihad, berkumpul di luar ruangan sholat Jumat di pusat kota Fallujah pada hari Jumat untuk mengumumkan "Fallujah adalah negara Islam," kata seorang saksi mata .

Kota ini menjadi sasaran dua serangan besar setelah invasi tahun 2003 pimpinan AS di mana pasukan AS terlibat beberapa pertempuran terberat mereka sejak Perang Vietnam.

Pasukan AS berjuang selama bertahun-tahun, dibantu suku Sunni dalam pasukan milisi Sahwa dari akhir tahun 2006 guna merebut kendali dari Anbar dari militan.

(H-AK) 

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014