Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) segera menenderkan tabung elpiji berkapasitas tiga kilogram, menyusul kepastian Dadan Usaha Milik Negara (BUMN) itu sebagai pelaksana program konversi minyak tanah ke elpiji (Liquid Petroleum Gas/LPG). Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Pertamina, Toharso, di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa volume tabung yang ditenderkan akan disesuaikan dengan kebutuhannya. "Tender tabung bisa dilakukan dengan cepat. Tahun ini dapat jalan," ujarnya. Menurut dia, program konversi akan dilakukan secara bertahap yang dimulai di wilayah perkotaan khususnya di Jawa dan Bali, sehingga pengadaan tabungnya pun tidak langsung besar. "Sekarang ini program konversi sendiri sudah bisa dilakukan dengan meneruskan uji coba yang telah kita laksanakan pada 500 KK di Jakarta," katanya. Selama tiga minggu uji coba, lanjutnya, pemakaian elpiji di 500 Kepala Keluarga (KK) itu sudah mencapai 3,6 ton atau setara dengan 6,3 kiloliter. Menurut dia, tender tabung akan dilakukan di antara perusahaan nasional. "Pengadaan tabung merupakan supply and demand, begitu dibutuhkan pasti banyak produsen yang akan memproduksi tabung," ujar Toharso. Namun, ia menilai, kalau kebutuhan tabung terus meningkat, maka Pertamina akan mengimpor tabung. Pertamina telah ditunjuk pemerintah sebagai pelaksana program konversi minyak tanah ke elpiji. Tahun 2007, dia mengemukakan, ditargetkan sudah terkonversi satu juta kiloliter minyak tanah atau setara dengan 567.000 ton elpiji. Pemerintah juga telah memutuskan memberikan subsidi harga elpiji tahun 2007. Mekanismenya, menurut dia, setiap pengurangan volume minyak tanah yang berarti mengurangi subsidinya langsung dialihkan ke elpiji dengan perbandingan 1:1. Namun, Pemerintah juga memutuskan subsidi elpiji itu hanya diberikan buat program konversi ke masa depan. Pemerintah tidak akan menanggung subsidi yang selama ini diberikan Pertamina dengan volume total 1,08 juta ton elpiji. Pertamina mencatat, kerugian atau subsidi bisnis elpiji tahun ini bisa mencapai Rp1,9 triliun. Kerugian tersebut, menurut dia, berarti mengurangi keuntungan Pertamina atau mengurangi dividen ke pemerintah. Untuk menekan kerugian, Pertamina merencakan menaikkan harga elpiji buat konsumsi industri, katanya. Dari konsumsi elpiji 1,08 juta ton tahun ini, menurut dia, sebanyak 30 persen atau sekitar 320 ribu ton digunakan kalangan industri. Ia mengemukakan, berbeda dengan rumah tangga yang memakai tabung elpiji berkapasitas 12 kg, kalangan konsumen industri menggunakan tabung minimal 50 kg hingga elpiji curah yang berkapasitas lima ton, dan kenaikan elpiji industri itu akan dilakukan secara bertahap mulai tahun ini, tergantung situasi bisnis. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006