Semarang (ANTARA News) - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah HM Adnan MA menegaskan, NU tetap menjaga jarak yang sama antara partai yang telah ada dengan partai baru, jika konflik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berujung pada pembentukan partai baru. Adnan saat menerima kunjungan pengurus DPW PKB Jateng hasil Muktamar II Surabaya di Kantor PWNU Jalan dr Cipto Semarang, Jumat, mengatakan, jika tidak ada keretakan dalam tubuh partai, NU paling senang, namun kalau ada masalah semacam ini dengan terbentuknya kepengurusan partai yakni muncul dua kubu, maka NU sangat prihatin. Sebab, menurut Adnan yang juga dosen FISIP Undip Semarang itu, kasus yang dihadapi PKB berskala nasional dan implikasinya hingga ke daerah. "Kalau soal rencana Muswil DPW PKB Jateng, insya Allah ada jajaran pengurus harian ada yang hadir. Secara pribadi insya Allah saya juga hadir pada Sabtu malam," katanya. Silaturahmi DPW PKB Jateng dipimpin Ketua Dewan Tanfidz DPW PKB Jateng KH M Hanif Muslih. Selain Adnan, ikut menyambut delegasi DPW PKB Jateng yaitu Wakil Ketua PWNU Dr Abu Hafsin, Dr Mujahirin Tohir, Sekretaris Najahan Musyafa MA, bendahara HM Ngadiyono, dan Khatib Syuriah KH Ubaidillah Shodaqoh. Hanif Muslih menyampaikan bahwa para kiai meminta supaya Muswil II PKB Jateng jalan terus sesuai rencana, yakni pada 9-10 September mendatang. "Insya Allah sebanyak 35 DPC PKB siap hadir. Kami memohon doa restu karena para kiai meminta supaya Muswil kedua tetap dilaksanakan," katanya. Khatib Syuriah PW NU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh menyatakan apa yg terjadi di PKB merupakan hal wajar asal muaranya berakhir baik (happy ending) Menurut dia, sebagai orangtua, NU tidak akan campur tangan karena anak-anaknya sudah dewasa. "Bagi NU, yang terpenting dalam menyikapi perbedaan pendapat antardua kubu itu adalah jangan sampai terjadi anarki," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006