Jakarta (ANTARA News) - Nahdlatul Ulama (NU) mengumpulkan para juru dakwah (da`i) se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) di Asrama Haji Pondokgede, Jakarta, Sabtu, untuk dipersiapkan menghadapi gerakan para da`i dari kelompok yang cenderung radikal. Sekitar 150 da`i yang rata-rata menguasai metode dakwah konvensional dan berbagai disiplin ilmu pengetahuan tersebut dikumpulkan Lembaga Dakwah (LD) NU dalam acara bertajuk Halaqoh Dakwah II yang dibuka Rais Syuriah PBNU KH Ma`ruf Amin yang juga Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua Panitia Halaqoh Dakwah II Samsul Ma`arif menjelaskan, halaqoh tersebut dilakukan untuk memberi pembekalan pada para da`i yang akan diterjunkan ke masyarakat guna mengimbangi para da`i dari kelompok Islam yang fundamentalis dan radikal sekaligus juga kelompok Islam yang liberal dan sekular. NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia merasa prihatin dengan perkembangan dakwah Islam di Tanah Air yang kini justru banyak diwarnai kelompok Islam yang cenderung keras maupun liberal, padahal di Indonesia masih banyak orang Islam yang tergolong awam. Dikatakannya, jika orang awam memperoleh pemahaman Islam yang tidak tepat, maka mereka akan berislam secara tidak tepat pula. "Saat ini masih banyak organisasi Islam yang ber-amar ma`ruf nahi munkar tapi dengan cara yang munkar juga," katanya. Oleh karena itu, dalam halaqoh yang akan berlangsung hingga Minggu (3/9), LDNU akan membekali para da`i tersebut dengan dakwah khas NU. "Dakwah yang kita pakai merupakan jalan tengah di antara gerakan Islam kiri dan Islam kanan, dakwah khas NU, yakni mengedepankan prinsip tawasuth (moderat), `itidal (keadilan), tasamuh (toleran) dan tawazun (berimbang)," katanya. Samsul menjelaskan, ada tiga hal yang menjadi inti dari halaqoh tersebut, yakni penguasaan wawasan keislaman, penguasaan wawasan dan pemikiran khas NU serta penguasaan metode komunikasi dakwah melalui media massa. Untuk itu LDNU juga mengundang sejumlah pakar komunikasi. "Kita (NU-red) punya segudang da`i, tapi tidak ada yang menguasai metode dakwah via media massa, tidak ada da`i kita yang muncul di televisi dan menyuarakan dakwah Islam yang moderat ala NU," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006