Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai laporan Kementerian Keuangan tentang penawaran investor terhadap surat utang negara (SUN) yang mencapai 17,5 miliar dolar AS atau 4,4 kali dari nilai yang ditawarkan, menunjukkan masih tingginya minat investor asing berinvestasi di Tanah Air.

"Yang kemarin itu menunjukkan dalam kondisi uncertainty (ketidakpastian), kondisi tapering ini, bahwa minat untuk pembelian SBN dan global Bond Pemerintah sangat besar. Itu kelihatan, bid to auction ratio sekitar 17 miliar dolar AS, itu menunjukkan minat investor masih besar di Indonesia," ujar Perry saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.

Perry menuturkan, ke depan memang kecenderungan meningkatnya penawaran terhadap SUN akan terus berlanjut seiring dengan kondisi ekonomi Indonesia, serta inflasi dan defisit yang semakin menurun.

"Pertumbuhan memang masih cenderung melambat tapi masih lebih tinggi dari pada negara lain. Itu suatu kondisi ekonomi Indonesia yang membaik. Apalagi stabilitas kondisi keuangan membaik terjaga ya, itu bagian menjadi faktor bahwa investor masih berniat investasi ke Indonesia," kata Perry.

Perry mengatakann dalam rapat dengan Kementerian Keuangan, BI memang memberikan masukan terhadap rencana penerbitan SBN dan SUN setelah ada kepastian pengurangan stimulus moneter oleh The Fed.

"Beberapa pertimbangan lagi kebutuhan financing dari budget, kondisi pasar, dan lainnya, itu memang lebih baik front loading (strategi penerbitan obligasi di awal tahun), dengan kondisi tapering dan kemungkinan kenaikan treasury bills," ujar Perry.

Sebelumnya, Pemerintah menerbitkan obligasi berdenominasi dolar senilai 4 miliar dolar AS dalam upayanya menarik aliran dana masuk dari investor global.

Penjualan obligasi tersebut juga ditujukan untuk memperkuat nilai tukar rupiah mengingat bank sentral Amerika Serikat (The Fed)

akan mulai memangkas dana stimulusnya Januari 2014.

Dari hasil penawaran, Kemenkeu melaporkan investor yang mengajukan penawaran mencapai 17,5 miliar dolar AS atau 4,4 kali dari nilai yang ditawarkan.

Pemerintah mengalokasikan SUN bertenor 10 tahun bagi investor Amerika Serikat dengan porsi 66 persen, Eropa 17 persen, Asia di luar Indonesia 6 persen, dan perusahaan pengelola dana luar negeri 11 persen.

Sementara SUN bertenor 30 tahun dialokasikan untuk investor AS sebesar 77 persen, Eropa 16 persen, Asia di luar Indonesia 11 persen, dan investor lokal 3 persen.(*)

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014