... harus waspada... "
Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta mengingatkan masyarakat mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor pada puncak musim hujan di DIY yang akan terjadi pada akhir Januari hingga Februari.

"Untuk daerah perkotaan, terdapat potensi banjir saat puncak musim hujan sedangkan di perbukitan rawan longsor. Ini harus diwaspadai," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Tony Wijaya, di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, curah hujan di DIY saat puncak musim hujan bisa mencapai lebih dari 100 milimeter perhari atau dua kali lipat dibanding curah hujan pada pertengahan Januari.

"Secara umum, musim hujan pada tahun ini berlangsung normal tanpa gangguan cuaca jangka panjang. Namun, potensi gangguan cuaca jangka pendek masih tetap ada," katanya.

Gangguan cuaca jangka pendek tersebut dapat terjadi apabila muncul tekanan udara rendah di utara Australia yang menyebabkan timbulnya badai tropis. Badai tersebut dapat menyebabkan curah hujan ekstrim.

Ia juga mengingatkan warga akan potensi angin kencang seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten Bantul pada Minggu (12/1). 

"Jika saat musim hujan terjadi cuaca yang cerah selama dua hari atau lebih berturut-turut dan pada keesokan harinya hujan deras, maka dimungkinkan akan muncul angin kencang yang sifatnya lokal. Warga diminta waspada," katanya.

Sementara itu, selama tiga hari mendatang wilayah DIY diperkirakan akan turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, dengan curah hujan sekitar 50 mm perhari.

"Angin kencang diperkirakan tidak berpotensi terjadi karena kecepatan angin di darat saat ini sekitar 20 kilometer per jam," katanya.

Namun demikian, bagi warga yang beraktivitas di laut perlu meningkatkan kewaspadaan karena tinggi gelombang di laut selatan Yogyakarta diperkirakan mencapai lebih dari dua meter.

"Angin di laut dengan kecepatan lebih dari 40 kilometer per jam menyebabkan gelombang laut menjadi tinggi. Warga yang beraktivitas harus waspada," katanya. 

Pewarta: Eka A Rusqiyati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014