Manila (ANTARA News) - Pemerintah Filipina dan kelompok gerilyawan Muslim terbesar di negara itu merencanakan kembali perundingan perdamaian tidak resmi pekan ini di Malaysia, sekitar tiga bulan setelah serangkaian pembicaraan mengalami jalan buntu lantaran ada perbedaan sikap mengenai wilayah. Para perunding Front Pembebasan Islam Moro (MILF) bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, untuk bertemu dengan satu tim perdamaian Manila guna membahas usulan tanah air Muslim yang diperluas untuk mengakhiri pemberontakan di Filipina selatan, demikian laporan Kantor Berita Reuters. "Kami siap mendengar usulan pemerintah guna memajukan perundingan," kata Mohaqher Iqbal, Ketua Perunding MILF. Selain itu, ia menegaskan, "Kami juga akan membahas kemajuan perundingan itu. Perundingan mungkin berjalan lamban, tapi kedua pihak akan bersikap hati-hati untuk mencegah kesalahan-kesalahan." Pemerintah Filipina --yang sebagian besar populasinya menganut Katolik-- dan MILF selama tahun ini gagal menandatangani perjanjian perdamaian, karena tertundanya konsensus mengenai kekayaan dan luas dari sebuah tanah air bagi sekitar tiga juta Muslim di wilayah selatan. Lebih dari 120.000 orang tewas dalam aksi perlawanan bersenjata warga Muslim sejak akhir tahun 1960-an. Filipina juga termasuk negeri yang memerangi pemberontak komunis paling lama di dunia. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006