Manila (ANTARA News) - Enam marinir Filipina dan delapan gerilyawan Muslim tewas, serta belasan lainnya cedera dalam pertempuran sengit untuk menghalau para gerilyawan itu di Pulau Jolo, Filipina selatan, Senin. Seorang pejabat senior militer Filipina, Mayjen Eugenis Cedo, mengatakan bahwa pasukan marinir menyerbu satu daerah pegunungan di Pulau Jolo, yang diduga kuat menjadi lokasi persembunyian pemimpin kelompok Abu Sayyaf dan dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang terlibat dalam ledakan bom di Bali 2002. Pemimpin Abu Sayyaf, Khaddafy Janjalani, diduga menampung Umar Patek dan Dulmatin, dua WNI anggota kelompok Jemaah Islamiyah (JI), yang berusaha mendirikan sebuah negara Islam Raya di bagian-bagian wilayah Asia Tenggara. "Kami yakin bahwa kami menghantam kelompok utama Abu Sayyaf," katanya kepada wartawan, layaknya dikutip Reuters. Selain itu, menurut dia, "Kami mendapat informasi sasaran-sasaran bernilai tinggi, seperti Khaddafy, Umar Patek, Dulmatin, Radullah Saheron dan Abu Solaiman berada dalam kelompok yang telah kami hadapi." Hampir 5.000 tentara, yang didukung peralatan dan penasehat militer AS , bertempur menghadapi lebih dari 200 anggota dan pendukung Abu Sayyaf sejak akhir Juli 2006, dan melakukan serangan baru di Pulau Jolo. Manila pekan ini akan memulai kembali perundingan perdamaian dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok terbesar dari empat kelompok gerilyawan Muslim di Filipina selatan, dalam usaha untuk mengakhiri aksi pemberontakan yang telah menewaskan lebih dari 120.000 orang dalam hampir empat dasawarsa. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006