Kami was-was setiap kali hujan, jadi kami memilih mengungsi, takut kalau-kalau kejadian ambruk."
Bogor (ANTARA News) - Sekira 20 kepala keluarga dari 11 rumah yang bermukim di bantaran Sungai Ciliwung di Rukun Tetangga (RT) 5/Rukun Warga (RW) 2 Kampung Sukasari, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, mengungsi karena khawatir tanah longsor akan menimpa rumahnya.

"Kami was-was setiap kali hujan, jadi kami memilih mengungsi, takut kalau-kalau kejadian ambruk," kata Sari Banon (47), salah seorang warga yang ikut mengungsi, Selasa.

Ia menyatakan, merasa khawatir karena setiap permukaan air Sungai Ciliwung naik, maka menimbulkan getaran di rumahnya karena tebing di pinggiran rumahnya sudah terkikis.

Beberapa rumah warga yang terlihat jelas dari Jalan Pajajaran dekat jembatan Bale Binarum sudah ada yang ambruk terbawa longsoran akibat naiknya arus sungai, bahkan bagian belakang rumah mereka terlihat bergantung di tebingan yang mudah ambruk.

Sari Banon mengatakan, warga sudah lama sangat mengharapkan Pemerintah Kota Bogor segera membangun turap untuk membendung gesekan arus Sungai Ciliwung ke pemukiman warga, namun belum direalisasikan.

"Kami heran kenapa dibagian seberang sudah dibangun turap, tapi kenapa di daerah kami belum juga dibangun turap," ujarnya.

Menurut dia, dulu posisi rumah warga sangat jauh dari tebingan, namun air Sungai Ciliwung terus mengikis tebing sehingga menimbulkan longsor.

Salah satu rumah warga bernama Ocah di bagian dapurnya sudah pernah ambruk dan terbawa arus sungai. ia menyatakan, bersama warga lainnya sudah lima tahun ini selalu khawatir karena retakan-retakan akibat terpaan air Sungai Ciliwung semakin terlihat.

Warga masih memilih mempertahankan tempat tinggal mereka karena bermukim sejak lahir, dan merupakan warisan keluarganya.

Selama ini warga setempat berupaya mencegah tergerusnya tanah tebingan dengan memasang seng di bagian belakang rumah mereka guna mengurangi debit hujan menyentuh tanah tebing.

Namun, mereka masih menghadapi masalah karena tanah tebing yang menjadi pondasi rumah yang setinggi kurang lebih 17 meter dari pinggir Sungai Ciliwung senantiasa tergerus saat debit air meningkat.

Oleh karena itu, beberapa warga ada yang sudah mengungsi sejak sebulan lalu, namun ada juga yang baru mengungsi sejak hujan terus mengguyur wilayah Kota Bogor beberapa hari ini. (*)

Pewarta: Laily Rahmawati/Rw.P003
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014