Seoul (ANTARA News) - Korea Utara pada Senin menyatakan setuju untuk mengadakan pembicaraan dengan Korea Selatan guna membahas penyelenggaraan acara reuni bagi keluarga-keluarga yang terpisah akibat Perang Korea 1950-53, kata Kementerian Unifikasi Korea Selatan.

Setelah beberapa hari berdiam diri tanpa menanggapi usulan awal tentang reuni keluarga dari Korsel pekan lalu, pihak Korut akhirnya mengatakan akan bersedia untuk berpartisipasi dalam pertemuan pada Rabu (5/2) atau Kamis (6/2) di desa perbatasan gencatan senjata Panmunjom.

"Kami menyambut baik bahwa Korea Utara akhirnya memberikan persetujuan untuk membahas reuni," kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel Kim Eui-Do.

"Mengingat urgensi dari masalah ini, kami akan melakukan persiapan untuk mengadakan reuni keluarga sesegera mungkin," kata Kim, seperti dilaporkan AFP.

Ia pun menambahkan, pihaknya akan memberi tahu pemerintah Korut mengenai waktu yang tepat untuk melaksanakan pertemuan di Panmunjom.

Jutaan keluarga Korea telah dipisahkan oleh konflik yang memisahkan semenanjung Korea. Sebagian besar anggota keluarga yang terpisah itu telah meninggal dunia tanpa pernah bertemu atau berbicara dengan keluarga mereka.

Hal itu disebabkan kunjungan lintas batas, serta komunikasi melalui pos dan telepon, dilarang untuk dilakukan oleh warga biasa.

Sekitar 71.000 warga Korsel, yang sebagian besar berusia lebih dari 80 tahun, berada dalam daftar tunggu untuk kesempatan reuni keluarga yang jarang terjadi itu.

Pekan lalu, Korea Selatan mengusulkan mengadakan acara reuni keluarga pada 17-21 Februari di resor Gunung Kumgang, Korea Utara.

Sekitar 100 orang dari masing-masing pihak akan mengambil bagian dalam acara reuni keluarga. Jika rencana acara itu berjalan dengan baik, reuni keluarga itu akan menjadi reuni yang pertama sejak 2010.

Pihak Korsel juga telah menyerukan pembicaraan lebih lanjut secara langsung untuk menuntaskan soal rincian logistik. Namun, beberapa pejabat Korsel menyatakan rasa frustrasi selama akhir pekan Tahun Baru Imlek karena pihak Korut memerlukan waktu begitu lama untuk merespon.

Sebelumnya, sebuah acara reuni direncanakan untuk dilaksanakan pada September lalu, tetapi pihak Korut membatalkannya pada menit-menit terakhir.

Oleh karena itu, ada kekhawatiran bahwa Korut mungkin akan melakukan hal yang sama kali ini terkait rencana latihan militer bersama Korea Selatan-Amerika Serikat yang akan dimulai akhir bulan Februari.

Latihan milter gabungan Korsel-AS sebenarnya diadakan setiap tahun, tetapi hal itu secara rutin dikutuk oleh Korea Utara karena dianggap sebagai latihan untuk invasi.

(Y012)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014