Bandung (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali menyatakan siap menerima amanat Mukernas untuk menjadi bakal calon presiden atau capres dari partainya.

"Bismillah, saya menerima pencalonan itu," kata Suryadharma dalam peringatan Hari Lahir ke-41 PPP di Bandung, Minggu.

Sebagai kader PPP yang selama ini telah dididik dan dibina partai, maka dia merasa otomatis memiliki kewajiban untuk mengabdikan diri untuk PPP dan bangsa Indonesia.

Dengan semangat Islam, dia yakin persoalan bangsa yang begitu rumit bisa diselesaikan. "Saya yakin seyakin-yakinnya dengan Islam, kita bisa persembahkan karya terbaik kita," katanya.

Mengenai rencana deklarasi capres PPP yang batal, Suryadharma menjelaskan kematangan situasi politik baru bisa dilihat setelah hasil Pemilu Legislatif diketahui dan PPP baru akan mengumumkan capres/cawapres yang diusungnya setelah Pemilu Legislatif itu.

Sementara hasil Mukernas II PPP yang menyepakati enam tokoh eksternal partai masuk bursa capres/cawapres PPP, menurut Suryadharma, itu merupakan cermin deklarasi keterbukaan PPP atas aspirasi rakyat yang menginginkan figur pemimpin yang mumpuni.

"Hari ini deklarasi persahabatan PPP dengan rakyat yang menginginkan perubahan," katanya.

Dengan membuka tokoh-tokoh eksternal masuk dalam bursa capres PPP, menurut dia, PPP membuktikan diri sebagai parpol yang terbuka bagi tokoh-tokoh yang akan mencalonkan diri sebagai presiden.

Dia menambahkan, Indonesia saat ini membutuhkan figur pemimpin yang tegas, amanah dan penuh keberanian dalam memimpin bangsa.

Mukernas II PPP menyepakati enam tokoh eksternal partai yang dinilai pantas masuk bursa capres/cawapres yang diusung PPP.

Mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla, Bupati Kutai Timur Isran Noor, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014