Di antara tuntutan utama pemrotes ialah pemerintah Wilayah Sarajevo dan Federasi Bosni dan Herzegovina segera meletakkan jabatan.
Sarajevo (ANTARA News) - Sebanyak 1.000 pemrotes pada Minggu, berkumpul di dekat gedung istana presiden di Sarajevo, dan menuntut pengunduran diri seluruh anggota pemerintah lokal.

Beberapa ratus personel polisi berada di lokasi, dan jalan utama di luar gedung istana presiden --yang rusak-- ditutup. Demikian diberitakan Xinhua.

Unjuk rasa tersebut berjalan damai dan tenang. Kebanyakan pemrotes meninggalkan wilayah itu pada malam hari, kendati beberapa puluh orang masih berada di jalanan.

Di antara tuntutan utama pemrotes ialah pemerintah Wilayah Sarajevo dan Federasi Bosni dan Herzegovina segera meletakkan jabatan.

Sementara itu demonstrasi serupa juga diselenggarakan di kota besar lain tanpa bentrokan. Namun pemrotes dan polisi bentrok pada 7 Februari, dan beberapa bangunan dibakar, termasuk Gedung Istana Presiden.

Lebih dari 200 orang cedera, kebanyakan polisi.

Pada Ahad pagi, Valentin Inzko, Wakil senior internasion di Bosnia Herzegovina, mengangkat kemungkinan pengiriman prajurit EUFOR jika kekacauan meningkat.

Kantor Wakil Tinggi PBB (OHR) adalah satu lembaga ad hoc internasional yang bertanggung-jawab untuk mengawasi pelaksanaan aspek sipil Kesepakatan Perdamaian, yang mengakhiri perang di Bosnia Herzegovina.

Selama satu wawancara dengan satu harian Austria, ia mengatakan situasi di Bosnia Herzegovina adalah "yang terparah" sejak berakhirnya perang 1992-95.

"Jika situasi meningkat, kami mungkin harus berpemikir mengenai tentara Uni Eropa. Namun tidak untuk saat ini," katanya.

Operasi EUROFOR dimulai pada Desember 2004. EUROFOR sekarang memiliki sebanyak 600 personel.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014