Washington (ANTARA News) - Tokoh hak-hak sipil Amerika Serikat Jesse Jackson, Senin, mengatakan siap untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara guna membebaskan warga negara Amerika Serikat yang dipenjara dan meredakan permusuhan antara kedua negara.

Para pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa Jackson menawarkan diri untuk melakukan perjalanan ke Pyongyang setelah negara totaliter itu tiba-tiba membatalkan kunjungan utusan Amerika Serikat, Robert King, yang bertujuan untuk membebaskan operator tur Amerika Serikat keturunan Korea Kenneth Bae .

Jackson mengatakan dalam sebuah wawancara televisi dengan CNN bahwa ia memiliki "harapan tinggi" pada King, tapi setelah perjalanan itu dibatalkan, ia menulis surat kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong - Un.

Jackson mengatakan bahwa dia menulis kepada Kim jika ia "ingin bertemu langsung dengan Kim untuk berupaya mencari solusi dengan saling menghormati, mengakui kedaulatan masing-masing, dan keinginan masing-masing untuk perdamaian."

Korea Utara, yang secara teknis masih berperang dengan sekutu Amerika Serikat, Korea Selatan, telah menyatakan ambisinya memiliki senjata nuklir dalam apa yang dikatakannya sebagai upaya untuk melawan permusuhan dari Amerika Serikat.

Bae, yang disebut oleh pengadilan Korea Utara sebagai penginjil kristen militan, ditangkap pada bulan November 2012 dan kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa atas tuduhan berusaha menggulingkan pemerintah.

Terri Chung, adik tahanan, mengatakan kepada CNN bahwa keluarga itu memohon "belas kasihan". Dia mengatakan bahwa Bae telah meminta maaf dan mengalami gangguan kesehatan.

Jackson, seorang penggiat senior yang berkampanye dengan mendiang pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King, telah sering berusaha untuk membantu dalam krisis internasional.

Dia berhasil membebaskan warga Amerika Serikat dan Inggris di masa pemerintahan Saddam Hussein di Irak sebelum Perang Teluk 1991 dan kemudian bertemu presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic untuk membawa pulang tiga tawanan perang Amerika Serikat, demikian laporan AFP.

(G003)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014