Bahkan 54 persen responden mengaku tidak tahu tanggal 9 April 2014 pemilihan legislatif berlangsung.
Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan "International Foundation for Electoral Systems" (IFES) dalam surveinya mendapati 70 persen lebih masyarakat menyatakan kurang atau bahkan tidak memiliki informasi yang cukup terkait Pemilu 2014.

Survei kerja sama kedua lembaga itu dirilis di Jakarta, Selasa, dengan 1.890 responden yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dan dilakukan selama periode 17--30 Desember 2013.

Survei mendapati 22 persen masyarakat yang merasa mendapatkan informasi yang cukup terkait pemilu, sedangkan siasanya menjawab tidak tahu.

Informasi yang dibutuhkan terkait dengan pendaftaran pemilu, 67 persen responden mengaku membutuhkan lebih banyak informasi. Begitu pula dengan bagaimana cara memilih (69 persen), kapan dan dimana tempat memilih (71) persen, informasi para peserta pemilih 73 persen.

"Bahkan 54 persen responden mengaku tidak tahu tanggal 9 April 2014 pemilihan legislatif berlangsung," kata Direktur LSI Hendro Prasetyo dalam pemaparannya.

Melihat hasil survei tersebut, menurut Hendro, KPU harus lebih meningkatkan upayanya dalam sosialisasi sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang lebih baik.

Ketua KPU Husni Kamil Manik menyakini, mendekati pemilu, masyarakat akan lebih banyak memperoleh informasi, terutama kapan dan dimana mereka akan memilih.

Menurut dia, upaya terakhir untuk mengajak masyarakat akan dilakukan sekitar dua minggu menjelang pemilu. KPU pada medio tersebut akan menyebarkan undangan untuk memilih.

"Biasanya masyarakat itu, kalau diundangnya sebulan atau dua bulan sbeelumnya malah tidak datang, terlalu lama, lupa, jadi mendekati pemilu, dua minggu sebelumnya," katanya.

Namun ia juga menegaskan, agar masyarakat tidak salah arti. Undangan tersebut bukanlah syarat untuk memilih, namun hanya agar masyarakt lebih tersosialisai.

"Itu hanya undangan, bukan syarat, mereka yang sudah terdaftar sebagai DPT pastinya boleh memilih, tak perlu undangan," katanya.

(M041)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014