Washington DC (ANTARA News) - Saddam Hussein tidak memiliki hubungan dengan Al-Qaeda atau tokoh jaringan itu di Irak, Abu Musab al-Zarqawi, sebelum perang Irak, demikian pernyataan resmi Senat Amerika Serikat (AS), Jumat. "Saddam Hussein tidak percaya pada Al-Qaeda dan menganggap kelompok garis keras Muslim sebagai ancaman terhadap rejimnya, dengan menolak semua permintaan Al-Qaeda untuk memberikan bantuan material ataupun operasional," kata laporan itu. Penilaian itu, yang dilakukan oleh Komite Intelijen Senat, juga membantah klaim bahwa pemimpin Al-Qaeda Irak, Zarqawi, yang tewas dalam serangan AS pada 7 Juni 2006, ditampung oleh Saddam sebelum perang Irak. Meski mendukung informasi bahwa Zarqawi berada di Baghdad pada 2002, laporan itu mengatakan bahwa Saddam sesungguhnya berusaha menangkap tokoh Al-Qaeda itu. "Informasi pasca-perang menunjukkan bahwa Saddam Hussein berusaha menangkapnya, namun gagal untuk menemukan dan menangkap Zarqawi, dan rejim itu tidak memiliki hubungan dengan, menampung, atau menutup sebelah mata terhadap Zarqawi," kata laporan itu. Laporan itu juga menyatakan, Saddam berulang kali menolak permintaan bagi pertemuan dari anggota-anggota Al-Qaeda. Menjelang invasi balatentara koalisi pimpinan AS ke Irak pada 2003, dan sekian lama kemudian, anggota-anggota senior pemerintah Bush mengklaim adanya hubungan di antara Presiden Irak, Saddam Hussein, dan kelompok-kelompok teroris, seperti Al-Qaeda, dan menggunakan hubungan semacam itu sebagai pembenaran utama atas perang tersebut. Pada 14 Juni 2004, misalnya, Wakil Presiden AS, Dick Cheney, menyinggung-nyinggung hubungan yang dituduhkan itu, yang juga dibantah oleh komisi resmi independen mengenai serangan-serangan 11 September 2002, yang meruntuhkan gedung kembar World Trade Center (WTC) di New York, AS. "Di Irak, Saddam Hussein berkuasa, memimpin salah satu rejim paling berdarah abad 20... ia telah lama menjalin hubungan dengan Al-Qaeda," kata Cheney, kala itu. Laporan Senat AS tersebut merupakan salah satu dari dua laporan yang dikeluarkan oleh Komite Terpilih mengenai Intelijen, Jumat. Kedua laporan itu adalah bagian dari penelitian besar rasional AS bagi perang Irak yang tertunda, karena perselisihan partisan yang sengit. Laporan yang satunya terpusat pada peranan partai pengasingan Kongres Nasional Irak (INC) dalam memberikan informasi intelijen mengenai program senjata penghancur massal Irak, yang ternyata tidak bisa dipercaya atau tidak ada buktinya hingga saat ini, demikian AFP. Presiden Bush didukung sejumlah kepala pemerintahan lain, terutama Perdama Menteri Inggris, Tony Blair, dan PM Australia, John Howard, antara lain menuduh Saddam Hussein memiliki hubungan dengan Al-Qaeda dan memiliki senjata pemusnah massal sebagai alasan utama melakukan agresi ke Irak pada 2003. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006