Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat yang terdampak letusan Gunung Kelud diimbau untuk melakukan beberapa langkah antisipasi seperti membatasi diri bepergian keluar dari rumah, selalu menggunakan masker, dan menutup ventilasi rumah mereka untuk mencegah masuknya abu vulkanik.

"Saya sudah menghubungi Kepala Dinas Kesehatan DI Yogyakarta untuk penyuluhan ke masyarakat tentang pencegahan-pencegahan tersebut, termasuk juga dianjurkan menutup sumur gali untuk mencegah pencemaran air yang akan dikonsumsi penduduk nantinya," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama dalam surat elektroniknya di Jakarta, Jumat.

Gunung Kelud pertama meletus pada Kamis (13/2) pukul 22.50 WIB dan abu letusannya menyebar hingga Malang, Surabaya, Banyuwangi, dan Ampenan (NTB).

Tjandra menyebut Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) DI Yogyakarta (UPT Ditjen P2PL) sejak pagi ini melakukan pengukuran kadar TSP, NoX, O3 dan lain-lain sebagai antisipasi masalah kesehatan. Hasil pengukuran tersebut diharapkan dapat diketahui dalam beberapa jam.

"Pengukuran dilakukan di tempat terbatas, antara lain disekitar kantor, karena jarak pandang di jalan raya hanya sekitar 15 meter dan tertutup debu, sehingga petugas kita sulit berkendara," kata Tjandra.

Untuk pencegahan sementara, BBTKL DI Yogyakarta membagikan masker ke penduduk sekitar kantor karena debu cukup pekat.

Pemerintah daerah sekitar telah meliburkan sekolah dan beberapa bandara menutup operasional hingga waktu yang belum ditentukan.

Tjandra mengatakan menurut laporan yang telah masuk dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Bandara Adisumarmo Solo hari ini ditutup baik keberangkatan maupun kedatangan.

Jarak pandang di Bandara Adisumarno pukul 07.40 WIB membaik hingga 500 meter, namun hujan debu masih terjadi.

"Tim KKP Semarang wilayah kerja Solo membagikan masker kepada masyarakat di bandara dan sekitarnya," kata Tjandra.

Selain itu Bandara Juanda Surabaya juga ditutup akibat abu vulkanik. Ketinggian abu vulkanik di sekitar wilayah bandara mencapai 46.000 kaki sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan tinggal landas dan pendaratan pesawat terbang.


Pewarta: Arie Novarina
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014