Jakarta (ANTARA News) - Perancis tidak berkeberatan menjual panser Vehicle Avant Blinde (VAB)-nya kepada Pemerintah Indonesia guna mendukung Operasi Pemelihara Perdamaian (OPP) Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Lebanon, mengingat sebelumnya panser itu diperuntukkan bagi Angkatan Darat (AD) negara itu. Indonesia telah menjajaki ke beberapa negara untuk pengadaan 32 AVB untuk mendukung OPP TNI di Lebanon, seperti Korea Selatan, Afrika Selatan, Spanyol dan Norwegia, kata Komandan Pusat Persenjataan Kavaleri, Brigjen TNI Suwarno di Jakarta, Sabtu. "Namun, beberapa negara tersebut tidak memiliki persediaan atau pun kalau ada, tidak lebih dari 10," katanya, kepada ANTARA. Pada waktu bersamaan Perancis, juga tidak lagi memproduksi jenis kendaraan tempur (ranpur) itu. Produksi terakhir yakni tahun 2000, sebanyak 600 unit, dialokasikan untuk angkatan darat negara itu. Karena itu, Indonesia sejak sebulan lalu terus melakukan penjajakan ke Perancis agar pemerintah negara itu bersedia menjual sebagian VAB yang dialokasikan untuk angkatan daratnya kepada Indonesia, papar Suwarno. "Selain memudahkan perawatan dan pemeliharaan, pengadaan VAB itu juga sesuai dengan ketentuan yang diminta oleh PBB dan postur kekuatan TNI Angkatan Darat, khususnya batalyon kavaleri," tuturnnya. Hal senada diungkapkan Sekjen Departemen Pertahanan (Dephan) Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin yang mengemukakan secara prinsip Pemerintah Perancis tidak keberatan untuk melakukan penjualan ranpur VAB 4x4 kepada Indonesia dalam keadaan rekondisi. "Perusahaan Renault-Trucks mempunyai kemampuan untuk melakukan rekondisi ranpur VAB yang diproduksi pada 2000, milik Angkatan Darat Perancis. Meski belum pernah digunakan, namun karena VAB itu terakhir diproduksi tahun 2000, maka perlu ada reconditioning," ujarnya. Sjafrie menambahkan Badan Pemerintah Perancis yang memberikan izin ekspor alat utama sistem senjata (alutsista) yaitu Delegation Generale Pour L,Armement (DGA) telah memberikan End User Certificate Non Transfer Certificate kepada Renault-Trucks untuk diteruskan kepada Pemerintah Indonesia untuk diisi. Untuk memastikan jumlah dan kondisi 32 panser VAB yang akan dibeli melalui mekanisme penunjukan langsung itu, tim Dephan dan instansi terkait akan bertandang ke Perancis mulai (Minggu,10/9) selama sepekan. Saat berkunjung ke Indonesia pada 29 Agustus 2006, pihak Renault telah memberikan gambaran bahwa 32 panser yang akan dibeli Indonesia seharga 700.000 Euro itu, telah dilengkapi dengan peralatan komunikasi, persenjataan 12,7 mm dan Integrated Logistic Support (ILS). (*)

Copyright © ANTARA 2006